Batu Sojol asal Sulawesi Tengah yang pertama kali saya miliki adalah batu Red Sojol yang saya beli di lapak online di Jakarta pada tanggal 25 Februari 2017.Â
Saya membeli bongkahan batu Red Sojol tersebut secara tak sengaja saya lihat. Kemudian bongkahan batu Red Sojol tersebut saya bawa ke pembuatan batu cincin di Pasar Segar Depok.Â
Saya membuat sebuah batu cincin dan masih tersisa bongkahan kecil yang di lain waktu bisa saya buat menjadi batu cincin dalam dimensi yang lebih kecil dari batu cincin yang sudah dibuat.
Kemudian saya mulai tertarik untuk berburu jenis batu Sojol lainnya sebagai koleksi saya.Â
Pertama kali saya mencari jenis batu Sojol yang berwarna hitam atau banyak orang menyebutnya sebagai batu Black Sojol. Namun perburuan saya untuk mendapatkan batu Black Sojol belum mendapatkan hasil untuk beberapa waktu lamanya.Â
Entah kebetulan atau tidak, pada tanggal 11 April 2017 saya melihat lapak online di Bekasi menjual batu Sojol yang berwarna warni seperti batu Pancawarna. Oleh pelapaknya, batu Sojol itu disebut sebagai batu Kembang Sojol.
Tak pikir panjang, saya langsung membeli batu Kembang Sojol yang masih dalam bentuk bongkahan dan dua hari berselang, pesanan bongkahan batu Kembang Sojol tiba di rumah saya dan bongkahan batu Kembang Sojol bisa dibuat dua sampai tiga buah batu cincin berukuran sedang.
Selanjutnya bongkahan batu Kembang Sojol tersebut saya bawa ke tempat pembuatan batu cincin di Pasar Segar Depok. Edo, nama pengrajin pembuatan batu akik langsung melaksanakan tugasnya untuk meng-GOSPOL bongkahan batu Kembang Sojol menjadi sebuah batu cincin.
Sekitar satu jam, Edo sudah menyelesaikan tugasnya, batu Kembang Sojol dipasangkan ke sebuah cincin yang berdimensi 20 mm x 15 mm.
Setelah menjadi batu cincin, batu Kembang Sojol terlihat mengkilap dengan corak warna merah, hijau, putih dan hitam di sana sini namun memang belum tembus cahaya saat disorot oleh lampu senter HP saya.
Sedangkan sisa bongkahan batu Kembang Sojol oleh Edo diberikan kepada saya.
Selanjutnya batu cincin Kembang Sojol ini saya rawat dengan sesekali menjemurnya di panas Matahari dan mengolesinya dengan minyak zaitun agar warna dari batu semakin mengkilap.Â
Sedangkan batu Kembang Sojol yang masih berbentuk bongkahan saya rendam dengan air hujan. Siapa tahu, saat nanti di GOSPOL maka batu Kembang Sojol tersebut sudah tembus cahaya.
Merawat batu memang butuh kesabaran ..
NH
Depok, 6 Mei 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H