Sebelumnya Presiden Jokowi pada awal bulan ini akan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara baik Malaysia maupun Indonesia. Sebenarnya ada beberapa hal yang harus ditingkatkan, salah satunya adalah masalah perdagangan antara kedua negara.
Dengan adanya teknologi dalam kehidupan dapat menciptakan komunikasi dan interaksi yang serba praktis. Teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan manusia. Manfaat teknologi terus mengalami kemajuan, dan dengan begitu Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk melakukan kerja sama bilateral di bidang teknologi.
Hubungan diplomatik Indonesia dan Malaysia sellau menjadi perhatian kedua belak pihak. Selain secara geopolitik kedua negara juga memiliki ikatan historis yang kuat. Kunjungan Menteri Muhasir ke Indonesia menjadi kunjungan pertamanya ke negara-negara Asia Tenggara, setelah ia dilantik menjadi Perdana Menteri untuk yang kedua kalinya.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara lingkar konsentris terpenting untuk Malaysia. Hubungan diplomatik kedua negara terus berlangsung secara harmonis, meskipun gesekan sosial terkadang terjadi antara kedua belah pihak. Indonesia dan Malaysia dengan membentuk kunjungan ini menjadi tonggak secara penting persahabatan kedua negara melayu yang tidak hanya berbagi kebijakan regionalisme di ASEAN, tetapi juga sejarah budaya dan semangat bernegara.
Indonesia dan Malaysia juga bersinergi untuk mendorong peningkatan nilai perdagangan kelapa sawit. Sinergi ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MOU). Limbah sawit Indonesia untuk Malaysia sebanyak 2.000 ton/bulan selama 2 tahun kedepan. Melalui penandatanganan ini diharapkan kedua perusahaan dapat saling bersinergi mendorong nilai perdagangan minyak sawit kedua negara. Dimana ekspor Palm Sludge Oil Indonesia  ke dunia tahun 2020 mencapai $544,47 juta atau naik 6,0% dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana Malaysia merupakan negara ekspor utama dengan nilai ekspor sebesar $185,37 juta.
Menurut Guru Besar dan Kepala Biotech Center Institut Pertanian Bogor (IPB) menilai MOU Indonesia dan Malaysia bisa mendorong industri kelapa sawit Indonesia tumbuh. Kita berharapp pemerintah tidak hanya fokus pada ekspor kelapa sawit, tetapi juga mengupayakan hilirisasi industri sawit untuk berkembang. Jika ini bisa dilakukan, maka Indonesia dan Malaysia bisa menjadi negara yang pengembang hilir PSO terbesar di dunia.
Sementara hilirisasi industri kelapa sawit diharapkan kedepannya produsen Indonesia tidak hanya mampu memasok permintaan Palm Sludge Oil, tetapi juga produk turunan sawit lainnya ke seluruh dunia. Selain itu dengan hilirisasi industri sawit, maka produk sawit dan turunannya akan lebih banyak mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.