Moderasi beragama masih terus digencarkan diberbagai kalangan, baik dimasyarakat umum maupun di dunia pendidikan. Baru-baru ini, Jajaran Kanwil Kemenag Kaltim Drs H Abdul Khaliq M.Pd bersama Kepala Kantor Kemenag Samarinda Dr H Baiquni, melakukan penguatan moderasi beragama dengan memonitoring sejumlah gereja di Samarinda. Kunjungan dilakukan pertama di Gereja Katedral Santa Maria Penolong Abadi, pada Sabtu malam tanggal 21 Desember 2022 di JL. Jendral Sudirman. Kemudian paginya, pada hari Minggu 25 Desmber  2022 dilanjutkan mengunjungi Gereja Toraja Jemaat Samarinda di Jalan Sentosa dan Gereja Katolik St Lukas di Jalan Ahmad Yani Samarinda.
"Inilah bentuk kerukunan dan kedamaian umat beragama di Benua Etam. Ada kesadaran dan toleransi yang tinggi dari para pemeluknya," terang Abdul Khaliq. "Atas nama kepala kanwil dan saya pribadi, mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak keamanan, baik dari Polri, TNI, dan Banser NU dalam menjaga dan mengawal pelaksanaan ibadah malam Natal," sambungnya.Â
Kegiatan monitoring tersebut sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan sinergisitas, antara pengurus gereja dengan Kanwil Kemenag Kaltim dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kaltim. "Selamat merayakan Natal, 25 Desember 2022 dan selamat menyongsong Tahun Baru 2023 bagi saudara-saudara umat Kristiani yang berada di Benua Etam," katanya. Dikutip dari kaltim.prokal.co (04/01/2023)
Narasi moderasi beragama yang terus digaungkan oleh kaum moderat merupakan sebuah proyek global yang berasal dari kaum kafir Barat, hal ini merupakan sebuah strategi yang mereka lakukan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya yang sempurna. Orang-orang kafir Barat jelas menyadari akan kebangkitan Islam sehingga, mereka melakukan berbagai cara agar umat Islam tetap lengah dibawa cengkraman sistem kapitalisme, maka munculah berbagai narasi-narasi seperti terorisme, radikal, ektrimis dan yang saat ini terus di promosikan adalah moderasi beragama.Â
Upaya-upaya yang dilakukan kaum Barat ini berhasil membuat umat Islam terpecah belah, dan saling salah menyalahkan, karena memang itu yang diinginkan oleh kaum Barat yakni umat Islam berpasrah diri dalam cengkraman sistem kapitalisme, kaum Barat sadar ketika umat bersatu diatas aqidah dan Ideologi Islam maka Islam akan bangkit, dan Barat tidak menginginkan hal tersebut terjadi, karena akan menganggu kepentingan mereka untuk menguasai sumber daya alam negeri kaum muslim.Â
 Selain itu kaum Barat juga menyadari akan besarnya potensi negeri kaum muslim baik dari segi SDA  maupun bonus demografi  artinya negeri kaum muslim memiliki kekayaan yang melimpah dengan usia penduduk yang produktif lebih banyak dibandingkan yang tidak produktif, hal ini dimanfaatkan oleh orang-orang barat dengan menjadikan generasi muda muslim lebih disibukkan dengan urusan materi sehingga tidak lagi perduli dengan urusan agamanya sendiri.
Jika kita lihat lebih dalam, nampaknya proyek moderasi beragama ini adalah bentuk penjajahan melalui pemikiran yang terus dicekokkan pada umat Islam, dimana kaum moderat ini terus menarasikan kalimat-kalimat seperti " ummatan wasathan atau Islam jalan tengah" yang dimaksud Islam jalan tengah ini adalah yang tidak terlalu kekiri dan juga tidak terlalu kekanan. Dengan pandangan seperti ini, banyak kaum muslimin yang terpedaya, sehingga dengan mudah menerima pandangan-pandangan kaum Barat yang ternyata justru menjadikan umat muslim itu sendiri, terus menikmati kehidupan dalam cengkraman sistem kapitalis yang menjauhkan dari nilai-nilai syariat Islam dengan alasan moderasi beragama.
Penanaman nilai-nilai moderasi dengan dalih toleransi dan lain sebagainya, sangat berpotensi menjadikan ajaran Islam kehilangan identitasnya sebagai petunjuk dan solusi atas permasalahan hidup, bukan hanya untuk individu tetapi untuk seluruh alam dan seisinya atau rahmatan lil'alamin. Â Padangan Islam terkait dengan moderasi beragama ini jelas sesuatu yang berbahaya karena dapat merusak aqidah dan menjauhkan umat dari syariat agamanya, walhasil sebagai umat Islam hal ini tidak bisa dianggap sepele, umat harus diberikan pemahaman terkait dengan tujuan dari narasi beragama ini.Â
Dengan demikian peran pengemban dakwah Ideologis, sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan generasi muslim dari racun-racun moderasi beragama, dengan menanamkan aqidah dan syariat Islam agar mereka menjadikan Islam sebagai standar dalam berpikir dan bertingkah laku, dan hal ini hanya akan terwujud apabila umat memahami Islam dengan kaffah.
Namun tidak hanya sampai pada tahap memahami akan tetapi, juga harus diterapkan dalam seluruh lini kehidupan, sebagaimana dalam firman Allah  yang memerintakan kita untu berIslam secara menyeluruh atau kaffah, Allah berfirman:Â
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS Al-Baqarah [2]: 208)
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan agar masuk dan atau menerapkan Islam diseluruh aspek kehidupan dan ini harus dilakukan oleh semua pihak, mulai dari Individu, Masyarakat sampai ke level negara, karena dengan diterapkannya hukum-hukum Islam di berbagai lini kehidupan, akan menjadi benteng dalam melindungi generasi muslim dari pemikiran yang merusak yang bertentangan dengan Islam. Wallahua'lam bishawwab. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H