Mohon tunggu...
Nurwahidah
Nurwahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

perkenalkan nama saya NURWAHIDAH, saya adalah seorang mahasiswa baru di universitas Muhammadiyah Mataram, jurusan pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Empati Menurut Martin Hoffman: Dari Usia Sekolah Dasar hingga Dewasa dalam Membangun Hubungan Sosial yang Sehat

19 Januari 2025   13:04 Diperbarui: 19 Januari 2025   13:09 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori empati menurut Martin Hoffman merupakan salah satu teori penting dalam perkembangan moral dan sosial manusia. Hoffman, seorang psikolog, mengembangkan teori ini untuk menjelaskan bagaimana empati berkembang seiring waktu, terutama dalam kaitannya dengan hubungan antarpribadi dan perkembangan moral.

Pengertian Empati Menurut Hoffman

Empati menurut Hoffman adalah kemampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain, dan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Secara umum, empati mencakup dua elemen utama: **persepsi afektif** (merasa apa yang orang lain rasakan) dan **kognitif** (memahami situasi orang lain). Hoffman menekankan bahwa empati bukan hanya respons emosional terhadap perasaan orang lain, tetapi juga melibatkan pengolahan kognitif yang lebih dalam untuk memahami kondisi emosional orang lain.

Hoffman mengembangkan beberapa tahap perkembangan empati pada anak, mulai dari bentuk yang sangat sederhana hingga yang lebih kompleks. Tahapan tersebut terdiri dari:

1. Tahap Perkembangan Empati pada Bayi: Pada tahap ini, bayi mulai menunjukkan respons terhadap emosi orang lain, seperti menangis ketika mendengar bayi lain menangis.

2. Empati Simbolik (Usia 2-3 tahun): Pada usia ini, anak mulai mengerti bahwa perasaan orang lain bisa berbeda dari perasaan dirinya dan mulai menunjukkan bentuk simpati.

3. Empati Pro-sosial (Usia 4-5 tahun): Anak-anak mulai menunjukkan tindakan empatik yang lebih nyata, seperti berbagi atau membantu teman yang sedang kesulitan.

4. Empati Dewasa: Seiring bertambahnya usia, empati berkembang menjadi lebih kompleks dan mencakup kemampuan untuk memahami perspektif orang lain dalam situasi yang lebih beragam, termasuk pertimbangan moral dan sosial yang lebih mendalam.

Menurut Hoffman, empati memiliki peran penting dalam perkembangan moral anak. Dengan merasakan apa yang orang lain rasakan, anak belajar untuk menghargai perasaan orang lain dan membuat keputusan yang lebih baik dalam interaksi sosial. Proses empati ini dimediasi oleh beberapa faktor, termasuk pengalaman pribadi, pengaruh keluarga, dan norma sosial yang ada di lingkungan sekitar anak.

Selain itu, Hoffman juga menekankan bahwa empati bukan hanya reaksi spontan terhadap emosi orang lain, tetapi juga merupakan keterampilan yang dapat dilatih dan dipupuk. Orang tua dan pengasuh memainkan peran kunci dalam mengembangkan empati anak dengan memberikan contoh tindakan empatik, mengajarkan pentingnya menghargai perasaan orang lain, dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial yang positif.

Implementasi bagi Perkembangan Anak SD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun