Kedua, lingkungan pertemanan yang mendukung. Jika sekarang merasa sedang berada di lingkungan pertemanan yang tidak mendukung, segera keluar dari lingkungan tersebut. Untuk sukses dibutuhkan lingkungan yang mendukung. Kalau selalu berada di lingkungan pertemanan yang toksik, lama-lama akan tertular toksik. Keluarlah, cari lingkungan yang baik.
Ketiga, punya gaya hidup yang sederhana. Hampir semua pengguna internet mengenal yang namanya Mark Zuckerberg, si pemilik Facebook, yang punya gaya hidup sangat sederhana. Padahal dengan kekayaan yang dimilikinya, dia bisa saja membeli rumah mewah, kendaraan yang super canggih, hingga barang-barang branded dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kalau Mark Zuckerberg yang memiliki privilege saja memilih untuk hidup sederhana, kenapa kita tidak?
Lebih penting lagi, kita harus memiliki rasa syukur dengan apa yang kita terima sekarang. Bersyukur dan kemudian bekerja keraslah sampai nanti pada akhirnya kita bisa memberikan privilege kepada keturunan keturunan kita kelak. Kita sebagai manusia berhak menentukan jalan hidup kita kedepannya dan itu merupakan sebuah privilege.
Kita tidak memulai pada titik yang sama. Ada yang lahir dari keluarga yang berada. Ada yang lahir dari keluarga yang biasa-biasa saja. Tapi itu sudah menjadi takdir kita. Selama kita memiliki kemerdekaan untuk menentukan jalan hidup, rasanya itu sudah sangat cukup untuk membangun kepercayaan untuk terus bekerja keras. Pada akhirnya kita bisa membangun lingkaran privilege untuk anak-anak kita kelak. Jangan pasrah dan jangan mau kalah karena sukses adalah hak semua orang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H