Mohon tunggu...
Nur Wachid
Nur Wachid Mohon Tunggu... Guru - Akademisi

I just like doing something useful for my life.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Sepanjang Hayat

17 September 2023   15:38 Diperbarui: 17 September 2023   15:39 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswi MTs SA MAnba'ul Quran Larangan Wonoyoso Pringapus Semarang (Dokpri)

Kapankah kita mulai belajar? Sampai kapankah kita harus belajar? Dua pertanyaan itu mungkin bagi Sebagian orang sangat mudah untuk memahami dan menjawabnya. Namun, bila kita pahami secara lebih mendetail, dua pertanyaan tersebut memiliki jawaban yang cukup luas untuk dijabarkan. Kapan kita harus mulai belajar, jawabnnya jelas sejak dari buaian ibu. Iya, proses belajar kita diawali sejak dipangkuan sang Ibu. Sampai kapankah kita harus belajar? Sampai kita berhenti bernafas itulah jawabannya.

Beranjak dari dua pertanyaan diatas maka kita akan mengenal konsep pendidikan sepanjang hayat atau yang Bahasa kerennya disebut dengan life long education. Wahyudin (2009) mengatakan “pendidikan adalah humanisasi (upaya memanusiakan manusia) yaitu suatu upaya dalam rangka membantu manusia (peserta didik) agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya.” Sementara itu didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (sisdiknas) menyebutkan bahwa: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa”.  Fathul Jannah (2013) mengemukakan pendidikan seumur hidup merupakan suatu sistem pendidikan yang menyajikan keseluruhan peristiwa belajar mengajar dalam kehidupan manusia. Proses ini berlangsung seumur hidup, berkelanjutan, dan tidak dibatasi waktu maupun tempat dari sejak manusia lahir hingga meninggal.

Bila kita lihat dari paparan definisi pendidikan sepanjang hayat diatas maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan sepanjang hayat merupakan proses humanisasi untuk memaksimalkan potensi manusia yang berupa potensi spiritual, sosial, ketrampilan dan kognitif sejak manusia itu dilahirkan hingga akhir hayatnya. Dengan kata lain, manusia seyogyanya tidak pernah lelah untuk belajar, dia harus belajar di sepanjang kehidupannya. Konsep Pendidikan sepanjang hayat ini penting untuk dipahami dan dilaksanakan karena ilmu yang ada didunia ini tidak akan ada habisnya dan akan selalu ada novelty (keterbaruan). Contoh sederhanya, pada tahun 2000an saat saya berusia sekitar 9 tahun, saya tidak pernah membayangkan bisa menggunakan alat komunikasi canggih seperti saat ini yaitu hand phone yang didalamnya memuat begitu banyak fitur canggih. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita selaku orang tua untuk menanamkan konsep belajar sepanjang hayat kepada diri dan anak-anak kita.

Dengan kesadaran bahwa belajar tak mengenal batasan waktu dan usia maka kita akan menjadi pribadi yang lebih fleksibel dan open minded terhadap perubahan yang terjadi disekitar. Perlu juga saya sampaikan bahwa pendidikan bukanlah milik mereka yang bersekolah sampai ke jenjang yang paling tinggi tetapi pendidikan adalah milik semua orang yang mau untuk mempelajari hal-hal baru yang berguna untuk kelangsungan hidupnya. Kita jangan sampai terjebak dalam asumsi bahwa dengan menyelesaikan suatu jenjang pendidikan formal (contohnya, jenjang S1/S2/S3) maka pendidikan telah usai. Justru hal itu harus kita jadikan sebagai starting point untuk mempelajari hal-hal lain yang diperlukan dalam perkembangan kita dalam kehidupan.

Lalu, seperti apa contoh penerapan konsep belajar sepanjang hayat?

1. Di sekolah atau di Universitas

  • Ketika kita berada di sekolah atau universitas jelas kita sedang melaksanakan proses pembelajaran yakni dengan berinteraksi didalam kelas bersama guru, dosen, ataupun peserta didik yang lainnya. Hal itu belum bisa dikatakan menerapakan konsep belajar sepanjang hayat jika kita hanya sekedar belajar dengan berinteraksi didalam kelas. Apa yang bisa kita lakukan untuk menunjang pengamalan belajar sepanjang hayat? Beberapa hal yang bisa kita lakukan seperti dengan rajin mencari informasi tambahan baik melalui perpustakaan maupun dengan berselancar didunia maya. Hal ini penting karena saat ini dibutuhkan pribadi-pribadi yang mandiri untuk bisa menemukan berbagai informasi dari sumber-sumber yang begitu banyaknya di sekitar kita. Selanjutnya kita juga bisa mengikuti seminar, workshop, maupun lokakarya untuk lebih mengasah kemampuan berpikir kita. Pribadi yang baik adalah pribadi yang selalu berusaha menjadi lebih baik dan tidak mudah puas dengan apa yang telah diraihnya.

2. Di Tempat Kerja

  • Bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia. Banyak dari kita yang bekerja secara mandiri dengan berwiraswasta, menjadi karyawan pabrik, pegawai pemerintah maupun bekerja di sektor lainnya. Nah, belajar sepanjang hayat juga harus kita terapkan didunia kerja. Tempat kerja yang baik adalah disana yang menyediakan kesempatan bagi pekerjanya untuk meningkatkan karirnya melalui pelatihan yang berkelanjutan, evaluasi hasil kerja dan diskusi positif untuk memecahkan berbagai problem yang dihadapi dikala melaksanakan pekerjaaan. Bagaimana jika tempat kerja kurang memberikan support dan akses untuk pengembangan diri? Maka kita harus rajin mencari informasi secara mandiri untuk menunjang kemampuan kita Ketika bekerja.

3. Di Masyarakat

  • Sejauh apapun kita belajar dan bekerja pasti kita akan kembali pada interaksi sosial yang ada di masyarakat. Lingkungan Masyarakat merupakan tempat untuk belajar yang paling mudah bagi seseorang utamanya terkait dengan interaksi sosial didalamnya. Banyak hal yang bisa kita pelajari didalamnya dari mengenal karakter manusia, cara bersosial, cara melaksanakan adat yang ada di masyarakat dan masih banyak lagi.

Kesimpulannya, bahwa kita bisa belajar dimanapun dan kapanpun; sekolah, tempat kerja dan di Masyarakat. Dengan pengamalan konsep belajar sepanjang hayat maka kita akan lebih mudah untuk berkembang dan siap menerima berbagai perubahan yang datangnya begitu cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun