Mohon tunggu...
Nurul Afifah
Nurul Afifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

AKU YANG ISTIMEWA

19 Desember 2021   06:24 Diperbarui: 19 Desember 2021   06:28 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini aku pulang dengan wajah yang lesu dan penuh dengan rasa kesal dalam hati, aku masuk kedalam rumah tanpa salam dan tanpa menyapa bunda, iya bundaku adalah seorang wanita hebat dirumah kami. Saat itu juga, bunda heran melihatku yang tak seperti biasanya, karena pada saat pulang kerumah aku biasanya menunjukkan wajah gembira dan menceritakan seluruh kejadian hari ini yang ku alami pada bunda.

Hai Namaku Aleesha Zahra aku anak ayah dan bunda satu-satunya, aku sekarang berada di kelas 5 SD Pelita Bangsa, kata bunda aku adalah anak istimewa yang tuhan berikan kepadanya, aku pandai sekali menggambar dan kata bunda nilai IQ atau nilai kecerdasan ku 75 loh, kata bunda angka tersebut adalah angka istimewa yang tuhan  berikan padaku, kedua orang tuaku sangat mencintai dan menyayangiku.

Saat melihatku pulang sekolah dengan keadaan seperti itu, bundaku langsung menuju kamar, tanpa berfikir panjang bunda mengikuti langkahku menuju kamar, aku segera melepas tas yang berada di punggungku, seperti biasa dengan nada lembut bunda berkata “hai putri bunda aleesha yang cantik, ada cerita apa hari ini sayang?”. “tidak ada cerita menarik, semua seperti biasanya” jawabku singkat. “wah sepertinya putri kecil bunda lagi kurang nyaman ya?, kalau boleh bunda ingin tahu ada cerita apa yang membuat putri cantik bunda kurang nyaman” bujuk bunda yang secara tidak langsung memaksaku untuk bercerita, “Bunda memangnya aleesha berbeda ya?” dengan nada lirih aku melontarkan pertanyaan, “memangnya ada apa Aleesha menanyakan hal itu?”. Jawab bunda dengan ekspresi ingin aku segera melanjutkan ceritaku, “jawab bunda, memangnya Aleesha berbeda ya? Kenapa semua teman-teman Aleesha bilang kalau Aleesha berbeda dan bodoh. Kata teman Aleesha, Aleesha sulit sekali untuk menerima pelajaran, apa benar Aleesha bodoh bunda?”, Ucapku dengan sesenggukan. Bunda Nampak kaget saat aku menceritakan semua kejadian hari ini, “Aleesha punya hidung satu ndak?” tiba-tiba bunda bertanya, segera aku menjawab “punya bunda Aleesha punya satu hidung seperti bunda”, “kalau mata, jumlah mata Aleesha ada berapa?” lanjut bunda, “Aleesha juga punya dua mata seperti Bunda” jawabku dengan polos, “bunda punya satu mulut loh, aleesha punya berapa mulut?” bunda melanjutkan pertanyaannya, dengan cepat aku menjawab “Aleesha punya satu mulut bunda, sama seperti bunda”, “semua sama kan seperti bunda?” ucap bunda, dengan polos aku menjawab “iya semuanya sama seperti bunda”, “ ketika anggota tubuh yang Aleesha miliki sama seperti Bunda, berarti Aleesha juga sama seperti orang lain sayang, sama seperti semua teman-teman Aleesha, lalu yang mama tahu Aleesha pintar sekali menggambar benar kan sayang?”, bunda kembali mencoba menenangkan hatiku, “iya, Aleesha pintar sekali menggambar bunda, Aleesha juga sering mendapatkan juara  saat lomba menggambar” sahutku. “sayang di dunia ini tidak ada anak yang bodoh mereka semua pintar dalam bidang yang mereka sukai, contohnya Aleesha suka menggambar dan Aleesha pintar sekali menggambar, bahkan sering mendapat juara saat mengikuti perlombaan”, ujar bunda yang perlahan membuat suasana hatiku membaik, “ketika ada seseorang yang mengatakan Aleesha berbeda, Aleesha jangan sakit hati lagi ya sayang karena memang Aleesha istimewa sayang, istimewa dengan kecerdasan menggambar Aleesha yang luar biasa”, lanjut bunda. “Jadi ketika ada seseorang yang mengatakan Aleesha itu berbeda, Aleesha harus bangga ya bunda? Karena memang Aleesha  anak yang luar biasa”, tanyaku dengan penuh semangat bunda menjawab “iya dong sayang, Alesha adalah anak yang istimewa dan luar biasa”.

Seperti biasa, setiap pagi bunda selalu menyediakan sarapan untukku dan ayah, suasana hatiku hari ini sangat baik, ayah yang pagi-pagi tadi telah mengajakku olahraga pagi setelah melaksanakan sholat shubuh dan ayah menceritakan seluruh keistimewaanku sejak saat aku lahir hingga sekarang. Saat itu juga aku merasa bahwa aku adalah anak hebat dan luar  biasa. Hari ini bunda tidak bisa mengantarku pergi ke sekolah karena bunda harus kerumah nenek, jadi untuk hari ini Aleesha pergi ke sekolah bersama ayah, setelah mecium tangan bunda, aku segera menuju mobil ayah dan langsung menuju sekolah, agar ayah dan aku tidak sampai telat.

Sesampainya di kelas aku memasang wajah ceria dan kembali menggambarkan ilustrasi yang memenuhi fikiranku, tiba-tiba bunyi lonceng pertanda kelas akan dimulai pun berbunyi, aku segera membereskan alat-alat menggambarku dan mulai menyiapkan diri untuk menyambut pelajaran hari ini. Pelajaran pertama hari ini adalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau biasa di sebut PPKN, minggu kemarin bu guru menjelaskan sila pertama pancasila dan hari ini bu guru melanjutkan pembahasan sila ke-2 pancasila, bu guru mejelaskan mengenai "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab", beliau menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk teristimewa yang diciptakan oleh tuhan, meskipun di muka bumi ini banyak sekali perbedaan antara satu dengan yang lainnya, namun kita tetap sama yakni sama-sama manusia dan mahkluk tuhan, kita tidak boleh membandingkan suatu perbedaan  individu dengan individu lain, beliau juga menjelaskan mengenai kata Adil dan Beradab secara rinci sehingga semua teman-teman di kelas dapat memahami pelajaran hari ini, namun ibu guru tetap membuka sesi Tanya jawab, pada saat itu dengan sigap aku langsung mengangkat tangan dan  bertanya “ izin bertanya bu guru, setiap orang kan berbeda-beda. Kata bunda, Aleesha adalah anak istimewa yang pandai menggambar, namun ada seseorang yang membandingkan kecerdasan Aleesha dengan kecerdasannya, hingga menyebut kalau Aleesha bodoh, itu tidak baik iya kan bu?”. Seluruh temanku mengarahkan pandangannya kepadaku untuk menyimak pertanyaanku dan salah satu teman yang menyebut aku bodoh pun saat itu terlihat kaget, dan mereka semua penasaran akan jawaban ibu guru. Pada saat itu juga ibu guru menjawab dengan lembut dan berhasil membuat seluruh kelas terfokus padanya. “wah, hal itu tidak baik ya anak-anak, di seluruh dunia tidak ada anak yang bodoh, semua orang yang ada di dunia ini adalah manusia cerdas, namun kecerdasan mereka berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka dari itu tidak dapat di bandingkan antara satu dengan yang lainnya ya anak-anak, Aleesha hebat ya bisa berani mengutarakan pengalaman nya yang dapat dijadikan contoh pada pembelajaran hari ini, mari kita beri tepuk tangan untuk Aleesha yang luar biasa”. Serantak seluruh kelas ramai oleh tepuk tangan siswa kelas 5.

Saat jam istirahat berbunyi seluruh teman-temanku menuju tempat dudukku dan memintaku untuk mengajari menggambar yang baik, pada saat itu juga anak yang menyebut aku bodoh meminta maaf kepadaku atas kesalahannya yang tidak sesuai dengan poin-poin Pancasila, sejak saat bu guru menjelaskan poin-poin Pancasila yang harus kita teladani seluruh anggota kelasku menjadi siswa-siswi yang baik, saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Teman yang tadinya sempat mencela aku bodoh kini menjadi sahabat dekatku, bahkan kita mempunyai jadwal belajar bersama satu kelas juga, jadi saat belajar bersama kita saling membantu satu sama lain dalam proses belajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun