Mohon tunggu...
Nurus Sholikhah
Nurus Sholikhah Mohon Tunggu... Guru - Seorang ibu

Seorang perempuan yang berusaha belajar tentang apapun yang bermakna

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Mancing Ikan Sepat Jumbo

25 Maret 2023   12:51 Diperbarui: 25 Maret 2023   13:35 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan hasil mancing Bapak dan Angah/Dok pribadi

Ramadhan di hari ketiga, selesai sahur Angah tertidur di depan TV, terlelap dengan nyenyak. Tiba waktu sholat shubuh, Angah bangun untuk sholat, dan dia masih tidak mampu untuk bertahan, akhirnya tertidur lagi usai sholat shubuh.

Angah masih kelas 2 SD, jadi masih proses belajar berpuasa. Alhamdulillah sejak PAUD dia sudah belajar puasa ramadhan. Anaknya periang, suka becanda, rajin sekolah dan TPA, meskipun hujan lebat, tidak ada kata untuk ijin kecuali sakit.

Sekitar pukul 07.00 wib, Angah bangun tidur. Dia mulai sibuk mengajak Bapak untuk mancing ikan. Sebenarnya ada kekhawatiran di hati apabila Angah pergi mancing, karena cuaca pagi ini sangat panas. Kemarin seharian hujan, dan hari ini panasnya luar biasa. Menurut saya panas disini berbeda dengan panas di Jombang, panas di Ketapang Kalimantan Barat lebih menyengat dan silau di mata, mungkin karena terletak tidak jauh dari pantai. 

Kekhawatiran Angah akan batal puasanya jika pergi mancing menyelimuti pikiran. Hari-hari biasa, bukan pada bulan ramadhan, Angah selalu minum air lebih banyak jika mancing, belum lagi dia selalu membawa berbagai macam cemilan. Dan di bulan ramadhan ini dia mengajak pergi mancing, itu sesuatu yang benar-benar mengkhawatirkan.

Dari tadi malam Angah sudah heboh merencanakan bahwa besok pagi akan pergi mancing, Bapak hanya diam dan senyum menanggapi rencana itu, Saya pikir rencana itu tidak akan terlaksana karena sedang puasa. Mengingat baru hari ketiga berpuasa, masih proses adaptasi dengan suasana ramadhan.

Namun apa yang terjadi, rencana itu benar-benar dilaksanakan, pergi mancing ketika sedang berpuasa. Bagi orang dewasa ini merupakan hal biasa, tapi bagi anak seumur Angah perlu kewaspadaan untuk menjaga puasanya supaya tidak batal.

Umpan untuk mancing sudah disiapkan beberapa hari yang lalu, disimpan di dalam lemari es. Umpan yang digunakan adalah telur dari hewan yang seperti semut, tapi agak besar, berwarna kecoklatan dan kalau menggigit terasa sakitnya. Hewan ini disebut Rangrang, dalam bahasa jawa disebut Kranggang, dalam bahasa melayu disebut Kesak, dan dalam bahasa madura disebut Kaleng.

Telur itu biasanya dijadikan makanan burung, harganya sangat fantastis, karena proses pencariannya yang sulit, harus masuk ke dalam hutan-hutan untuk mencari sarangnya. Namun kami beli telur itu di tetangga yang biasa mencari,  sehingga masih terjangkau harganya. Beli sepuluh ribu rupiah, dapat sekitar satu ons telur Rangrang. 

Proses untuk menjadi umpan mancing sangat mudah, telur Rangrang itu direndam air pana sebentar, setelah berubah warna menjadi putih susu, maka umpan siap untuk dipakai mancing. Kemudian dipilih sesuai ukurannya, yang ukuran besar bisa langsung dipakai untuk mancing, namun yang ukuran kecil akan dijadikan satu, dikumpulkan dan dilekatkan menggunakan getah yang berasal dari pohon karet. 

Getah dari pohon karet, tentu saja diambil langsung dari pohon karet yang berada di ladang belakang rumah kami dengan cara melukai pohon karet menggunakan pisau, dan getahnya akan menetes. Getah tersebut langsung dimasukkan ke dalam wadah umpan yang akan direkatkan, dan dalam beberapa detik, umpan tersebut sudah melekat dan siap untuk dipakai mancing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun