Mohon tunggu...
Nurus Samawati Annisa
Nurus Samawati Annisa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMPN 8 Tangerang

Masalah, kepelikan hidup, dan kesusahan-kesusahan yang kita alami akan mendewasakan kita jika kita tak melulu mengeluhkannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Edukasi Literasi Digital

13 September 2019   08:40 Diperbarui: 13 September 2019   09:34 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita sekarang sedang berada di era digital. Interaksi yang kita lakukan tidak hanya di dunia nyata namun juga di dunia maya. Bentuk interaksi yang paling dominan tentunya dalam media social.

Perkembangan dunia digital begitu pesat baik itu dalam bentuk perangkat digital atau kemudahan akses komunikasi digital melalui internet. Generasi muda yang disebut-sebut sebagai generasi milenial atau generasi digital dengan mudahnya mengakses internet. Banyak remaja yang mengakses internet dengan durasi waktu yang bisa dibilang lumayan lama.

Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama dengan Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom) Universitas Indonesia, total jumlah pengguna internet di Indonesia per awal 2015 adalah 88.1 juta orang. 

Akan tetapi, sesuai dengan riset yang dilansir oleh wearesocial. sg pada tahun 2017 tercatat ada sebanyak 132 juta pengguna internet di Indonesia dan angka ini tumbuh sebanyak 51 persen dalam kurun waktu satu tahun.

Berdasarkan hal tersebut, banyak masyarakat khawatir akan dampak negatif dari perkembangan dunia digital antara lain: banyaknya remaja yang dengan mudahnya mengakses konten berbau pornografi, tersebarnya berita bohong/hoax, adanya ujaran kebencian antara pihak yang berseteru, dan kurangnya sikap toleransi dalam bermedia sosial. 

Menangapi akan hal itu maka sangat diperlukan kemampuan literasi digital oleh berbagai kalangan terlebih generasi milenial.

Literasi digital merupakan kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital untuk berkomunikasi, berkreasi, dan berpartisipasi secara efektif memanfaatkan internet sehingga mampu memfilter informasi yang ada.

Berdasarkan pengertian tersebut, literasi digital bukanlah semata-mata penguasaan teknologi komputer dan keterampilan menggunakan internet melainkan lebih luas dengan memadukan literasi dan digital. 

Literasi lebih mengarah ke membaca, menulis, dan berpikir kritis sedangkan digital lebih mengarah ke perkembangan teknologi. Dengan begitu, literasi digital mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan internet dalam berkomunikasi.

Sebagaimana dilansir Breaking News, 7 Februari 2019, Dr. Rulli Nasrullah, M.Si., mengatakan bahwa literasi digital merupakan titik terpenting yang harus dipahami generasi melenial untuk menjaga lingkungan medsos di tengah maraknya ujaran kebencian di dunia maya. 

Literasi digital mensyaratkan penggunanya untuk bertanggung jawab terhadap konten di medsos itu sendiri. Karena pada kenyataannya, misalkan walau medsos itu akunnya bersifat pribadi dalam pengertian dibangun dan dimiliki oleh pengguna itu sendiri, namun konten yang diunggah pada dasarnya bersifat mass-self communication.

Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa memang pada dasarnya akun media sosial itu milik pribadi kita namun konten yang diunggah dapat diakses oleh jaringan, teman, atau follower sehingga muncullah komunikasi atau kehidupan social secara online. Secara natural maka muncullah etika dalam bermedia social. Di sinilah muncul rasa tanggung jawab untuk bermedia social dengan ramah dan bertanggung jawab.

Internet yang kita kenal memiliki berbagai macam informasi yang dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Informasi itu dalam berbagai bentuk baik tulisan, gambar, atau video. Siapapun bebas menyebarkan informasi tersebut tanpa perlu klarifikasi benar atau tidaknya informasi itu. 

Saking banyaknya, bisa saja informasi yang beredar tidak terkontrol kualitasnya. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu memahami leterasi digital sehingga mampu mencari, memilih, menentukan, dan membuat informasi yang akurat, benar, dan tepat.

Literasi digital bertujuan untuk mengedukasi masyarakat khususnya remaja. Edukasi tersebut berkaitan dengan:

Penggunaan teknologi dan alat-alat komunikasi untuk menemukan dan mengevaluasi informasi secara bijak dan kreatif.

Penggunaan media digital secara bertanggung jawab.

Penggunaan komputer, internet dan aplikasi-aplikasi untuk membuat informasi secara cerdas, kreatif, dan bijak.

Penggunaan media digital untuk bisnis dan promosi.

Penggunaan media digital untuk pendidikan dan pembelajaran.

Pemahaman konsep dan konsekuensi hukum terkait penyalahgunaan informasi dan transaksi elektronik.

Diperlukan berbagai pendekatan agar masyarakat khususnya remaja, terdidik secara digital sehingga melek teknologi, cerdas, kreatif, dan berbudaya. Pendekatan ini dapat dilakukan di rumah, sekolah, ataupun di lingkungan tempat tinggal. 

Masyarakat harus memahami budaya pembuat informasi dan memahami budaya sendiri sehingga mampu memfilter informasi tersebut sesuai dengan budayanya atau tidak. Selain itu, harus mampu bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi untuk berinteraksi dengan sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun