Tepat ditahun ini aku lulus kuliah dengan predikat cumlaude, tentu saja rencanaku selanjutnya adalah mencari pekerjaan, ku pikir akan mudah bagiku mencari pekerjaan kenyataannya tidak. Menjadi anak terakhir sungguh tidak enak, kakakku sudah menikah dan kini semua beban akan dilimpahkan padaku. Hari demi hari dikupandangi laptop dan smartphoneku hanya untuk mencari pekerjaan, ya, sekarang mencari pekerjaan cukup dimudahkan dengan internet namun untuk masuk sebuah perusahaan tidak semudah itu.
Puluhan email sudah kukirim ke setiap perusahaan, pagi itu sebuah notifikasi muncul dari ponselku. Sebuah undangan interview, raut wajahku semu dan bingung disatu sisi aku senang akhirnya aku punya kesempatan untuk bekerja tapi disisi lain perusahaan ini cukup jauh dari rumahku, "tidak ada salahnya mencoba" batinku.
Ditemani embun pagi aku sudah bersiap-siap dengan kemeja putih dan celana hitam, bahkan ayampun belum berkokok, apa boleh buat setelah kuliat di maps jarak ke perusahaan tempatku interview memakan waktu 2 jam kuharap hasilnya tidak mengecewakan.
Setelah melewati beberapa test dan interview aku dinyatakan lolos dan akan mulai bekerja minggu depan, hari itu aku tidak langsung pulang aku berpikir untuk mencari kossan didekat kantor agar tidak memakan waktu dan biaya. Setelah berkeliling akirnya aku dapat dengan harga lumayan murah, kossan ini lumayan bagus, aku pun bingung pada ibu kos yang berani menyewakan dengan harga murah "apa tidak rugi ya" gumamku.
"disini hanya ada 6 orang penghuni termasuk kamu anak muda" kata ibu kos
"jangan pergi ke basemen" lanjutnya.
"memangnya kenapa bu?" tanyaku pada ibu kos
"basemen itu sudah menjadi gudang dan penuh dengan barang" ucapnya sambil melengos pergi
Alasan yang terdengar klasik tapi aku tak peduli aku hanya butuh tempat untuk ditinggali.
Satu hari sebelum aku bekerja aku sudah mulai pidah ke kossan agar esok hari aku bisa langsung berangkat bekerja. "kenapa kossan ini sepi sekali? Kemana para penghuninya? Apakah mereka introvert? Padahal aku ingin berkenalan dengan mereka biar bagaimanapun kami akan menjadi tetangga" tanyaku dalam hati sambil memandangi sekitar lorong kamar yang sepi.