Saya mengutip beberapa kalimat dalam puisi yang bertema Plur tak blur karya ust. felix siauw, yang isinya seperti ini ; menghormati bukan berarti mengikuti, karena ketika kita mengikuti berarti kita ikut larut. Memahami tak harus membersamai, mengerti tak wajib mengikuti, dan mencintai pun tak harus menyerupai. Jadi sebagai kesimpulannya, sebagai seorang muslim marilah kita senantiasa mengedepankan sikap toleransi dan tak pernah lelah menebarkan kebaikan pada sesama manusia tanpa melihat mereka dari sudut pandang agama yang mereka yakini. Tapi yang harus kita ingat, batas toleransi kita hanya pada persoalan-persoalan yang tidak terkait dengan akidah dan kepercayaan saja seperti hal-hal yang sifatnya muamalah (interaksi sosial). Kalau terkait dengan akidah dan kepercayaan, kita punya batas toleransi sebagaimana Allah Subhana Wata'ala berfirman dalam Q.s Al-Kafirun ayat 6 yang terjemahnya : "Untukmu Agamamu, Untukku Agamaku".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H