Mohon tunggu...
nurul wafiyah
nurul wafiyah Mohon Tunggu... Guru - pendidik, motivator dan pembelajar

saya adalah seorang guru matematika yang sedang dan terus berusaha mengambangkan diri untuk menigkatkan kualitas pembelajaran matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Coaching, Tuntunan untuk Sang Juara

15 Desember 2022   23:30 Diperbarui: 15 Desember 2022   23:58 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Istilah coaching pertama kali dikenal di bidang  olah raga. Coach adalah Seorang pelatih yang sukses mengantarkan atlet binaannya menjadi seorang juara. Lambat laun istilah ini banyak digunakan diberbagai bidang, termsuk bidang pendidikan.

Internsional Coachonin Federation mendefinisikan coaching sebagai sebuah hubungan kemitraan anatara pendamping (coach) dengan seorang klien (coachee) untuk menggali potenti melalui sebuah proses stimulasi berfikir untuk mengeksplorasi potensi.

Dalam konteks pendidikan paradigma coaching selaras dengan tujuan pendidikan yang disampaikan oleh Ki hajar Dewantara yaitu menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodratvana sehingga dapat memperbaiki lakunya. 

Dalam konteks pendidikan seorang coach harus dapat menuntun segala kekuatan (potensi)nagar mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Keterampilan coaching sangat perlu dimiliki oleh seornag guru dalam rangka menuntun murid semua potensi yang dimilikinya untuk mencapai keselamatan dan kebahagian seagai individu dan anggota masyarakat. 

Dalam prosesnya, murid diberikan kebebasan, tetapi guru bertindak sebagai seorang Pamong yang memberi tuntunan dan memberdayakan semua potensinya agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan Coaching. 

Untuk itu, sebagai seoran guru harus memahami dan menghayati cara berpikir (Mindset) Ki Hadjar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan Coaching. 

Guru memberikan apresiasi kepada murid sebagai mitra belajar. Dalam proses coaching siswa dan guru memiliki kesepakatan yang sama tentang belajar. Ketika mendengarkan murid, guru belajar mengenali kekuatan muridnya secara mendalam. Demikian pula sebailknya, tuntunan yang diberikan guru memberikn ruang bagi siswa untuk menemukan kekuatan dirinya sebagai murid dan sebagai manusia.

Ketrampilan yang dibutuhkan bagi seorang guru untuk menjadi coaching  yang baik adalah, kehadiran penuh yaitu kemampuan untuk hadir sepenuhnya bagi coachee, sehingga badan, pikiran dan hatinya selaras dengan coachee: Menndengarkan secara aktif (menyimak) yaitu kemampuan memfokuskan diri pada coachee dengan tidak memberi label dan judgement; Mengajukan pertanyaan yang berbobot, yaitu kemempuan untuk mengajukan pertanyaan yang diajukan diharapkan menggugah coachee untuk berfikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee: dan terakhir adalah kopetensi mendengarkan dengan RASA (Receive, Appreciate, Summarize dan ask -kemampuan untuk menerima dan menghargai pemikiran coachee, mencacat kata kunci dari pembicaraan yang disampaikan dan memberikan pertanyaan yang menstimulus munculnya ide ide penyelesaian rencana aksi)

Dalam melaksanakan coaching pendekatan yang digunakan dalah menggunakan pendekatan TIRTA yang maerupakan akronim dari Tujuan, Identifikasi, rencana Awal dan Tanggung Jawab. Pada tahapan Tujuan, coach dan coachee menyepakati tujuan dari pembicaraan, misalnya untuk menyelesaikan masalah motovasi belajar yang kurang pada murid, masalah rendahnya partisipasi warga sekoah terhadap program pogram sekolah dna sebagainya. 

Pada tahapan Identifikasi coach melakukan penggalian  dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan dan menghubungkan dengan fakta fakta yang ada pada saat ini.

Rencana Aksi, merupakan langlah pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat) dan Tanggung Jawab adalah alur untuk membuat komitmen atas hasil yang dicapai untuk mencapai langkah selanjutnya.

Supervisi Akademik Dengan Paradigma Coaching

Dalam supervisi akademik pada dasarnya memuat 2 paradigma yaitu paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu.Sehingga supervisi yang dilakukan mempunyai tujuan sebagi bagian dari alur belajar guru untuk mengembangkan performanya dan mendorong guru dalam mengidentifikasikan dan merencanakan area pengembangan dirinya. Supervisi juga merupakan sarana dalam mendorong pencapaian tujuan pembelajaran

Pemahaman akan paradigma berfikir coaching ini akan membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran. Solusi yang dihasilkan dari upaya penggalian ide melalui pertanyaan pertanyaan yang menstimulasi berfikir siswa untuk megeksplorasi solusi yang tepat sesuai dengan potensinya menjadi efektif dan efisien karena siswa akan mendapatkan penyelesaikan terbaik versi dirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun