Tapi melihat gelagatnya tampaknya selain karena dapat merasakan kepedihan yang dirasakan Brenda terkait keluarga, ia juga ingin membalaskan dendamnya terhadap orang-orang yang bekerja denga hukum karena pekerjaan selingkuhan ibunya adalah seorang advokat.
Saat bertemu dalam acara makan malam bersama ayah dan ibu Brenda, Frank mengakui bahwa ia adalah seorang Lutherian dan juga sebenarnya lulusan Harvard di bidang hukum meskipun hanya setahun karena memutuskan untuk menjadi dokter.Â
Hal ini membuat kedua orang tua Brenda segera jatuh hati. Ayah Brenda justru mengupayakan agar Frank dapat bergabung di Louisiana State Bar. Sebuah asosiasi hukum tempat ayah Brenda bekerja. Saat pertunangan berlangsung, Carl dan timnya dapat melacak keberadaan Frank.
 Namun Frank berhasil kabur setelah sebelumnya membuat janji dengan Brenda untuk bertemu dua hari lagi di Bandara Internasional Miami. Namun ternyata saat hari itu tiba Brenda sudah dibawah pengaruh FBI sehingga Frank batal menampakkan dirinya.Â
Ia kembali melarikan diri dengan bermodalkan sebagai pilot setelah sebelumnya mengadakan seleksi pramugari. Ia memilih 8 orang tercantik untuk menjadi pramugari Pan American sehingga dapat membuat semua agen di bandara yang telah mengepung dan mensterilkan setiap sudut bandara menjadi terperangah dan tidak fokus pada sosok Frank yang bersembunyi di antara mereka (kedelapan pramugragi tersebut).
Singkat cerita, Carl dan timnya yang semakin dipermalukan oleh Frank tersebut mencoba mempelajari cek palsu yang dibuat Frank ke pembuat cek profesional. Ia mendapati bahwa tinta yang digunakan cek palsu tersebut hanya ada di beberapa negara salah satunya Perancis. Carl tahu bahwa Frank lahir dan memiliki darah Perancis. Ia segera terbang kesana.Â
Di dalam sebuah pabrik percetakan itulah Frank kembali face to face dengan Carl. Menariknya meskipun mereka seperti kucing dan anjing namun mereka saling mengenal satu sama lain begitu baiknya.Â
Carl memperingatkannya untuk tidak kabur lagi karena pabrik tersebut sudah dikepung polisi-polisi Perancis yang siap menembak mati dirinya. Disini Frank meluapkan emosinya terhadap Carl karena tahu bahwa Carl kerap menipunya. Ia mengetahui Carl berbohong karena mengatakan tak punya keluarga padahal ia mengenakan cincin kawin. Tapi kemudian Carl mengakui bahwa ia seorang duda.
Saat di pesawat, dalam perjalanan extradisi ke AS, Frank mendapatkan fakta bahwa ayahnya telah meninggal. Ia mengamuk dan merasa Carl telah menipunya karena mengatakan ia dapat berbincang lagi dengan ayahnya.Â
Frank dengan segala kemampuannya berhasil melarikan diri kembali melalui celah di toilet pesawat dan segera turun melalui tangga roda pesawat begitu pesawat landing. Ia berlari menuju rumah ibunya.Â
Saat ia melihat ke dalam jendela bahwa ibunya telah memiliki kehidupan baru yang bahagia bersama suami barunya (yang adalah selingkuhannya dulu) dan seorang anak perempuan, Frank pun menangis dan mengatakan Its over. Bertepatan dengan datangnya belasan mobil polisi dan senapan yang sudah siap siaga, Frank justru mengangkat tangannya dan berjalan gontai ke arah Carl yang muncul dari dalam mobil.