Di Indonesia, saya mengenal JNE. Sebuah jasa ekspedisi yang kantornya ada di mana-mana. Di kota dan kabupaten sekalipun.Â
Tak jauh dari tempat saya tinggal di Buah Batu, ada kantor JNE yang buka 24 jam. Bila saya ke sana hendak mengirim barang pada keluarga atau teman pukul 9 malam dengan maksud supaya sepi, salah besar ternyata! Sebab saya 'bersaing' dengan toko online yang berbaris ingin mengirim pesanan juga.Â
Suatu kali saya masuk ke konter JNE dan mendapati sebuah pengumuman yang epik. Lowongan 500 pegawai baru JNE. Mereka bahkan menyimpan sebuah kotak bagi pelamar memasukkan CV. Gila! Mantap jiwa!
Yuni yang tinggal di Cirebon, terbantukan dengan hadirnya JNE.Â
JNE berperan lama sebelum ekonomi digital melaju di negara ini. Coba lihat umurnya saja 28 tahun! Rasa-rasanya saya sendiri baru aktif menggunakan internet di tahun 2002. Itu artinya, sejak saya duduk di bangku sekolah dasar, JNE sudah hadir dan memulai bisnis jasa pengiriman.Â
Di tahun 2017 saja, JNE mengirimkan 800 juta paket! Sebagian besar paketnya datang dari industri e-commerce. (sumber berita: https://swa.co.id/swa/trends/jne-targetkan-pertumbuhan-30-di-2018).
Menjemput langsung pelaku UMKM, JNE meluncurkan program Yuk Ajak Online. Mereka membuat workshop bisnis digital keliling 18 kota.Â
Saat ini JNE memiliki tiga layanan utama: JNE Express, JNE Logistic, dan JNE Freight.Â
Setahu saya konsumen umumnya menggunakan layanan JNE Express. Di dalam layanan tersebut ada pengiriman kilat (JNE Yakin Esok Sampai), juga ada pengiriman reguler.Â
Super Speed (layanan cepat sesuai waktu yang disepakati bersama)