Mohon tunggu...
Nurul Tsaqil
Nurul Tsaqil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo walcome to my profil

Selanjutnya

Tutup

Nature

Desa Cangkuang Wetan Rasakan Manfaat Program Citarum Harum

25 November 2022   18:54 Diperbarui: 25 November 2022   19:03 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANDUNG -- Program Citarum Harum dampaknya telah dirasakan warga. Hal itu terutama dampak pada kondisi lingkungan dan perilaku warga menjadi lebih peduli terhadap kebersihan lingkungannya. Seperti halnya yang dirasakan oleh Desa Cangkuang Wetan Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Desa dengan 7.000 KK lebih itu sudah merasakan dampak intensnya program Citarum Harum selama dua tahun terakhir ini. Mulai dari berkurangnya genangan air atau banjir di tengah masyarakat, berkurangnya sampah yang dibuang ke saluran air atau sungai dan juga terkontrolnya pelaku industri dalam mengelola limbah buangan mereka.

Kepala Desa Cangkuang Wetan Asep Kusmiadi mengatakan, Program Citarum Harum menyempurnakan kegiatan pembenahan Citarum yang sebelumnya sudah ada. Dari sisi infrastruktur, dengan dibangunnya tanggul sungai di DAS Citarum maupun anak Sungai CItarum yang ada di desa mereka, hal itu menahan limpasan air ke wilayahnya. Semula sebagian besar wilayah RW di Desa Cangkuang Wetan kerap terendam banjir dengan ketinggian air hingga 2 meter. Kini hanya beberapa RW yang masih menjadi langganan banjir, sisanya sudah bebas banjir.

"Ada sebagian RW 1, 2, 7 dan 8 yang masih kena banjir tapi itu juga hanya beberapa RT juga. Kalau dulu mah hampir satu desa ini kena banjir,"kata dia, Rabu (3/2/2021).

Selain luas wilayah banjir yang berkurang, durasi banjir pun lebih singkat. Dulu warga harus menderita selama seminggu karena air belum surut. Sementara saat ini dalam hitungan sampai dua hari warga bisa kembali beraktifitas normal karena air cepat surut. Hal itu seiiring dengan infrastruktur yang dibangun pemerintah dalam hal ini BBWS Citarum Kementrian PUPR. "Ya ada tanggul, kemudian ada kolam resapan, pintu air dan lainnya,"ucap dia.

Selain itu, lanjut dia, masalah sampah pun semakin berkurang. Dulu sampah berserakan di mana-mana sehingga hal itu menjadi pemicu banjir di desa tersebut. Pasalnya sampah menumpuk di saluran air masyarakat.

"Dulu masyarakat belum sadar, sekarang kesadaran mulai meningkat, lingkungan lebih tertatat rapi. Ya masyarakat lebih konsisten soal sampah berkat kordinasi dan kerja sama semua pihak. Ada perubahan positif yang cukup drastis dari hulu ke hilir, lebih bersih lagi,"kata dia.

Limbah industri pun lebih terkontrol. Satgas Citarum Harum dan pemerintah setempat sama-sama mengontrol pengolahan limbah. Asep pun berharap 2021 dan kedepannya, program Citarum Harum tetap ada dan terus diperkuat kembali. "Jangan sampai ketika habis program ini (2025) masyarakat kembali acuh. Mudah-mudahan berkesinabungan , setidaknya terbangun cinta lingkungan, "

Pihaknya pun berharap diberikan kewenangan dalam mengelola bantaran sungai untuk mengembangkan wisata air di desa tersebut.

"Sungai sekarang ini jadi bagian wajah, dulu hanya dianggap sebagai bagiana belakang sehingga jadi pembuangan kotoran. Tapi kami ingin menguatkan bahwa Sungai Citarum ini adalah wajah depan rumah yang bersih nanti ada semacam Grab perahu yang kami sebut Gehu, itu cita-cita kami bersama desa-desa lain di Dayeuhkolot,"ujar dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun