Mohon tunggu...
Nurul Tri umami
Nurul Tri umami Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Perkenalkan saya Nurul Tri Umami atau biasa di panggil Nurul.Saat ini saya merupakan mahasiswa baru tahun 2022 jurusan manajemen,fakultas ekonomi di Universitas 17 Agustus Banyuwangi ,Saya lahir dan tinggal di Banyuwangi bersama kedua orang tua.Hobi saya menyanyi dan menonton drama Korea .Saya sangat suka dengan kegiatan bersosialisasi dengan banyak orang baru,.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Implementasi strategi :Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja

22 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   14:43 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   

Komitmen dan kepuasan kerja adalah dua faktor penting yang secara signifikan memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan dalam organisasi. Komitmen kerja merujuk pada tingkat dedikasi, loyalitas, dan
keterlibatan karyawan terhadap organisasi tempat mereka bekerja. Sementara itu, kepuasan kerja mengacu pada perasaan positif dan kepuasan yang dirasakan oleh karyawan terhadap pekerjaan mereka, termasuk penerimaan terhadap lingkungan kerja, kepuasan terhadap gaji dan tunjangan, serta kepuasan terhadap kesempatan pengembangan karir. Implementasi strategi
komitmen dan kepuasan kerja bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan memotivasi karyawan, sehingga mereka merasa terikat dan puas dengan pekerjaan mereka.

A.Prespektif Teoritis

     Komitmen dan kepuasan kerja adalah dua faktor penting yang secara signifikan memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan dalam organisasi. Komitmen kerja merujuk pada tingkat dedikasi, loyalitas, dan keterlibatan karyawan terhadap organisasi tempat mereka bekerja. Sementara itu, kepuasan kerja mengacu pada perasaan positif dan kepuasan yang dirasakan oleh karyawan terhadap pekerjaan mereka, termasuk penerimaan terhadap lingkungan kerja, kepuasan terhadap gaji dan tunjangan, serta kepuasan terhadap kesempatan pengembangan karir. Komitmen Organisasi Hal ini berarti bahwa penentu seorang karyawan secara simultan mengalami komitmen organisasi didasarkan pada pencapaian emosi. Perspektif ini menyentuh pada dunia afektif. Sesuatu di mana kondisi emosional karyawan mengindikasi pribadinya untuk organisasi serta keterlibatannya dalam organisasi tempat ia bekerja, sehingga disebut sebagai komitmen afektif. Sementara, ada juga perasaan berhutang karyawan pada perusahaan.

    Luthans mengemukakan pandangannya bahwa, “organizational commitment is most often defined as a strong desire to remain a member of particular organization, a willingness to exert high levels of effort on behalf of the organization, and a define belief in and acceptance of the values and goals of the organization”.Dari definisi tersebut, dapat diturunkan tiga elemen penting, yakni: pertama, a strong desire to remain a member of particular organization. Suatu keinginan kuat untuk menjadi bagian dari organisasi. Tingkat komitmen dilihat berkaitan dengan loyalitas karyawan pada organisasi dalam menjalankan aktivitas berorganisasi. Komitmen tidak secara langsung muncul, akan tetapi melalui proses yang berkesinambungan.

  • Affective commitment, merujuk pada sebuah sentuhan emosional pada organisasi dan sebuah keyakinan akan nilai-nilai organisasi.
  • Continuance commitment, merupakan nilai ekonomi yang dirasa tinggal pada sebuah organisasi. Seorang karyawan boleh diperlakukan oleh karyawan karena ia telah dibayar baik dan perasaan untuk memperlakukan sebagai keluarga merupakan sebuah keseriusan
  • Normative commitment, adalah sebuah kepatuhan pada organisasi, karena alasan moral dan strategic

Mowday et al. menyatakan bahwa organizational commitment mengandung pengertian yang dikaitkan dengan attitude dan behavior. Perihal attitude, seseorang mulai memikirkan hubungannya dengan organisasi, sehingga ia menentukan sikapnya terhadap organisasi. Individu termaksud memikirkan nilai dan tujuan dirinya sesuai dengan organisasi di mana ia berada dan bekerja. Sikap individu diarahkan sesuai dengan tujuan organisasi. Hal ini mengakibatkan individu yang bersangkutan tidak berkeinginan untuk pindah ke organisasi lain dan berproduktivitas yang tinggi. Komitmen yang kuat menyebabkan terjadinya tingkah laku individu

 Robbins and Judge : Tingkat dimana seorang karyawan mengidentifikasi dengan organisasi tertentu dan tujuannya ingin mempertahankan keanggotaan dalam organisasi.

Mowday et al : organizational commitment mengandung pengertian yang dikaitkan dengan attitude dan behavior sesuai dengan yang diharapkan organisasi. Selain itu, terkait dengan behavior, seorang individu merasa terikat pada organisasi sehingga pada gilirannya mengupayakan pengatasian masalah yang dihadapi organisasi. Individu atau anggota organisasi dipandang berkomitmen dengan bertingkah laku tertentu untuk kepentingan diri dan organisasi. Tingkah laku yang berkembang adalah konsekuensi komitmen terhadap tingkah laku, seperti dengan mengembangkan pola pandangan yang lebih positif terhadap organisasi tempat kerjanya, penataan tingkah laku yang lebih konsisten untuk pengembangan self-perseption yang positif. Persepsi tersebut mengandung pemahaman bahwa organizational commitment merupakan identifikasi keinginan individu yang kuat terhadap organisasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Keinginan yang kuat tersebut membantu penerimaan individu terhadap organisasi dan kemudian berdampak pada upaya individu merealisasikan tujuan organisasi. Dengan demikian organizational commitment selain ekspresi keyakinan individual, juga opini dan tindakan individu dalam upaya implementasi maksud dan tujuan organisasi.

B.Faktor-faktor Organizational Commitment

Greenberg & Baron (1993) menyebut faktor. faktor utama yang
mempengaruhi komitmen pada organisasi, yaitu:
          

  • Karakteristik Personal mencakup perihal usia, lamanya sesorang bekerja
    pada organisasi, tingkat pendidikan, jenis kelamin, rasa, dan faktor
    kepribadian.
  •  Karakteristik Pekerjaan dan Konflik. Peran Karakteristik pekerjaan
    memiliki pengaruh pada komitmen karyawan terhadap organisasi.
    Pekerjaan yang berkarakteristik mengkondisikan kebebasan dan daya
    kreasi, tantangan, dan tanggung jawab akan berdampak positif pada
    pekerjaan yang sedang dilakukan.
  • Karakteristik Struktural, merujuk pada pengaturan struktural organisasi.
    Hal ini dapat mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, sebab
    berkaitan secara formal pada aturan-aturan yang ada dan ditetapkan oleh
    organisasi.
  • Pengalaman Kerja dan Kohesivitas Kelompok Komitmen karyawan pada
    organisasi memiliki hubungan dengan pengalaman kerja. Hubungan
    tersebut menimbulkan keterikatan sosial, ketergantungan karyawan
    terhadap organisasi dan norma kelompok yang berhubungan dengan
    tingkat kerjasama dalam kelompok.

C. Pembangunan Organizational Commitment

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun