Untuk menciptakan komitmen organisasional, Armstrong (1991)
menyampaikan beberapa upaya yang perlu untuk semua pihak, antara lain:
- Terkait dengan sense of belonging to the organization
Beberapa upaya yang perlu dilakukan pihak manajemen untuk
menghasilkan rasa menjadi bagian dari organisasi dalam diri karyawan,
yakni: upaya untuk membuat karyawan mengidentifikasi dirinya dengan
organisasi, meyakinkan karyawan bahwa pekerjaan yang dilakukan
sangat berharga bagi organisasi. - Terkait dengan sense of excitement in the job.
Untuk memunculkan perasaan dan sikap tersebut, maka perlu
pengenalan faktor- faktor yang mampu memotivasi karyawan, baik
secara intrinsik maupun ekstrinsik dalam pengaturan desain pekerjaan. - Terkait dengan ownership
Upaya yang perlu dilakukan agar karyawan merasa memiliki
organisasi adalah dengan melibatkan karyawan terutama dalam proses
pengambilan keputusan. - Terkait dengan dukungan organisasi.
Organisasi perlu menstimulasi terciptanya komitmen dalam diri
karyawan terhadap organisasi. Tidak hanya pengalaman kerja, tetapi juga
lingkungan sebagai kekuatan sosialisasi utama yang turut mempengaruhi
komitmen karyawan pada organisasi.
Organisasi dapat melakukan berbagai hal yang dapat membantu karyawan baru untuk mempelajari budaya dan iklim organisasi sehingga karyawan baru dapat menjadi anggota organisasi yang produktif dan berkomitmen tinggi terhadap organisasi. Karyawan akan memiliki komitmen yang tinggi pada organisasi jika ada perlakukan yang menyenangkan dari organisasi yang menggambarkan iklim organisasi yang kondusif, saling mendukung di antara rekan kerja dan pimpinan. Kepuasan Kerja Sebuah variabel yang tidak kalah penting dari variabel-variabel peningkatan kinerja organisasi adalah kepuasan kerja . Job satisfaction, sesungguhnya merupakan sesuatu hal yang bersifat pribadi. Perihal kepuasan kerja, setiap sesuai dengan penghayatan nilainilai pribadi. Secara pribadi, setiap individu tampil secara khas dalam segala urusan organisasi, dalam cara ia merasa, cara ia berpikir, dan cara ia bertindak.
 Kepuasan kerja dapat dimengerti dalam beberapa pengertian berikut perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya . kegembiraan atau pernyataan emosi yang positif sebagai hasil dari penilaian salah satu atau pengalaman-pengalaman pekerjaan. Robbin dan Judges : Job satisfaction adalah perasaan positif mengenai pekerjaan seseorang yang dihasilkan dari suatu evaluasi dari karakteristiknya. hubungan antar teman kerja. Pekerjaan itu sendiri, menarik atau sesuai dengan kehendak pekerja, mengkondisikan pekerja untuk belajar, dan menerima tanggung jawab. Gaji, diterima secara pantas dan adil, juga merupakan upah sebagai hak dari tanggung jawab yang telah dijalani dengan baik. Kesempatan promosi, sebagai pertimbangan untuk maju dalam ognanisasi dan karena kemajuan dalam berorganisasi. Pengawasan, merujuk pada kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku. Faktor psikologis, terkait dengan minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan ketrampilan. Faktor sosial, terkait dengan interaksi sosial antar sesama karyawan pun terhadap yang lain termasuk atasan dan dalam lapangan kerja dan jenis kerja yang berbeda. Faktor fisik, terkait dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, yang meliputi jenis pekerjaan, keadaan ruang, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan, dan usia. Faktor kepuasan kerja yang digunakan dalam penelitian  ini adalah menurut Luthans Kepuasan dengan rekan kerja.Â
 Berdasarkan paparan di atas mengenai  implementasi strategi kepuasan kerja dan komitmen organisasi, dapat disimpulkan bahwa strategi tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja organisasi. Kepuasan kerja yang tinggi dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan produktivitas. Selain itu, komitmen organisasi juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan memberikan dampak yang positif pada keberlangsungan organisasi. Oleh karena itu, implementasi strategi kepuasan kerja dan
komitmen organisasi merupakan upaya yang penting untuk meningkatkan kinerja dan kualitas kerja serta perkembangan organisasi secara keseluruhan.Â
Sumber :Watunglawar, B. . Manajemen Strategik. Yogyakarta: CV. Lebah Buku Group
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H