Mohon tunggu...
Nurul RahmanIlhami
Nurul RahmanIlhami Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah

Saya merupakan mahasiswa Filsafat semester lima di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kesibukan setiap hari saya adalah membaca, berdiskusi, silaturahmi, dan terkadang juga membantu teman mendisain banner, pamflet, dan sebagainya. Saya aktif di beberapa organisasi seperti Forum Mahasiswa Madur atau Formad, Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar atau Fkmsb Jabodetabek, juga Himpunan Mahasiswa Islam atau lebih dikenal dengan sebutan HMI, terakhir sekali, saya sangat suka memainkan play station, adakah dari teman-teman pembaca yg sudi menemani saya bermain?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akbar Himawan Buchari, Pengusaha Muda Bangkit dari Kegagalan

1 Juli 2021   16:32 Diperbarui: 1 Juli 2021   16:49 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akbar pernah diliput salah satu media pada tahun 2000 saat terjadinya konflik tersebut. Ia mengatakan bahwa perusahaan yang dijalankannya tak luput dari intimidasi sejumlah oknum. Bahkan, banyak bus PO Kurnia yang dibakar. Ada sekitar 20 bus yang dibakar. Tapi, sampai sekarang tidak jelas siapa yang membakar. Kami hanya tahu itu ulah oknum-oknum yang tidak jelas,"jelasnya.

 

Kondisi yang semakin kritis sebagian bus yang kondisinya baik tetap melayani rute Medan-Banda Aceh. Tetapi saat provinsi paling barat Indonesia itu dihantam amuk tsunami, PO Kurnia juga tak luput dari bencana. Ketika tsunami menghunjam Serambi Makkah, sekitar 50 bus di pool Banda Aceh terkena dampaknya. Pagar pool juga terseret arus sampai ke jalan raya. Di tengah kondisi seperti itu, ia harus cerdas ambil kendali ia harus mengatur anggaran dengan cermat. Bahkan, membangkitkan semangat para kru bus,"sambungnya.

 

Dihimpit oleh keadaan yang cukup sulit, di pool bus sampai dibangun dapur umum. Namun, tsunami justru menjadi semacam blessing in disguise alias berkah tersamar. Sebab, setelah gelombang itu pergi dan kondisi berangsur-angsur normal, bisnisnya semakin terangkat dan mulai normal karena banyak orang yang mengunjungi Aceh,"kata Akbar yang berasal dari Medan-Sumatera Utara, Indonesia.

 

Setiap proses tidak pernah menghianati hasil, jatuh bangun yang dialami Akbar membuatnya terbiasa menghadapi persoalan. Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya, akbar tertakdir harus menjadi dewasa sebelum waktunya dan berpikir seperti orang tua sebagaimana masih sibuk bermain seperti teman sebayanya. Kini, Akbar sudah berada pada titik di mana ia mencapai goals yang ia inginkan selama ini. Tentu tak perlu bersusah payah memikirkan bisnisnya seperti dulu lagi karena sudah berjalan dengan baik, namun tetap ada inovasi baru yang akan ia lakukan di masa-masa mendatang sesuai kebutuhan pasar.

 

Setiap orang memiliki kesempatan, yaitu kesempatan untuk berkembang menjadi yang terbaik. Yang membedakan kita adalah usaha dan keseriusan kita dalam menapaki seluruh mimpi-mimpi di bumi. Pepatah juga mengatakan 'tidak ada makan siang yang gratis' begitu juga dengan kesuksesan tidak bisa dicapai dengan instan. Mengembangkan potensi bukan untuk status sosial yang lebih tinggi namun memberikan manfaat untuk banyak orang.

 

(NS/30-06-21)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun