Mohon tunggu...
Nurul RahmanIlhami
Nurul RahmanIlhami Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah

Saya merupakan mahasiswa Filsafat semester lima di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kesibukan setiap hari saya adalah membaca, berdiskusi, silaturahmi, dan terkadang juga membantu teman mendisain banner, pamflet, dan sebagainya. Saya aktif di beberapa organisasi seperti Forum Mahasiswa Madur atau Formad, Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar atau Fkmsb Jabodetabek, juga Himpunan Mahasiswa Islam atau lebih dikenal dengan sebutan HMI, terakhir sekali, saya sangat suka memainkan play station, adakah dari teman-teman pembaca yg sudi menemani saya bermain?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akbar Himawan Buchari, Pengusaha Muda Bangkit dari Kegagalan

1 Juli 2021   16:32 Diperbarui: 1 Juli 2021   16:49 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pebisnis tangguh memang tidak ada habisnya, selalu ada gebrakan baru. Di luar bisnis keluarga, ia tengah mengembangkan bisnis sendiri bersama beberapa teman pebisnis muda, ia pun memulai bisnis bidang properti. Akbar mengatakan, bisnis di bidang realestate tengah berkembang pesat di ibu kota Sumut hal itu yang membuatnya tertarik untuk terjun ke bisnis yang cukup menjanjikan.

 

Akbar sukses di usia muda dan sepak tejangnya sudah sangat jauh ketimbang dengan lelaki seumuran di masanya. Namun, sejatinya ia tidak bermaksud menjadi pengendali bisnis keluarga di usianya yang masih relatif muda. Justru keadaan yang membuatnya harus melakukan itu semua. Semua berawal pada tahun 1997, ketika ayahnya Buchari Usman, menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Garuda Indonesia, GA-152 di Desa Buah Nabar, Kab. Deli Serdang (sekitar 32 km dari Bandara Polonia, Medan). Mungkin kalau ayah masih hidup, saya sekarang baru lulus S2 dan baru belajar bisnis. Tapi, kenyataannya tidak seperti itu," ungkapnya.

 

Kecelakaan yang menimpa ayahnya tejadi, PO Kurnia untuk sementara waktu berada dalam kendali pamannya. Kemudian pada tahun 2004, saat duduk di bangku SMA, Akbar bergabung dan ikut serta dalam mengembangkan serta membantu untuk menjalankan bisnis keluarga. Uniknya, Akbar tidak langsung masuk ke tahap manajemen melainkan ia menjadi mekanik telebih dulu. Ia selalu ingat ketika ayahanda pernah berpesan "pengusaha transportasi memang harus mengerti mesin. Sebab, itu adalah inti bisnis tersebut".

 

Pengalaman Akbar yang menjadikannya kuat menghadapi arus pada setiap keadaan. Dulu, sepulang dari sekolah ia langsung meluncur ke pangkalan bus dan membantu para mekanik tentu menjalaninya tidak sebagai beban melainkan dengan perasaan bahagia. Selain harus menjalankan amanah ayahanda, Akbar suka mengutak-atik mesin karena sejak usianya masih dini sudah dikenalkan oleh ayahnya.

 

Bagi keluarga, Akbar menjadi kepercayaan dan disiapkan untuk menggantikan tugas ayahnya sebagai pemimpin perusahaan. Mulai berperan sebagai pengambil keputusan hingga kepada hal-hal lain yang menjadi tanggung jawabnya. Ada banyak hal rintangan serta ujian yang menerpa di antaranya adalah kondisi keamanan NAD yang sempat kritis karena terjadi konflik bersenjata antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan TNI.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun