Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Lidah Tak Bertulang Pangkal Konflik Berulang

13 November 2024   18:45 Diperbarui: 13 November 2024   18:47 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hey hey hey. Anak juga manusia. Bisa kan Bu... Simak dulu, dengerin dulu pendapatnya. JANGAN LANGSUNG DIPATAHKAN. Sekali, dua kali, mungkin anak bisa Nerima. Tapi, lama kelamaan dia akan ambil Kesimpulan, "Aaah, males deh ngobrol ama ortu. Pasti ntar kagak dianggep." Dan, yeah... Hallo Ortu Para GenZ. Kalo dihitung-hitung, dalam sehari berapa menit durasi bapak-ibu bisa ngobrol asyik bareng putra/i kandung Anda sendiri?

To sum up, ini yang coba saya evaluasi. Kesalahan parenting yang boleh jadi, enggak hanya menimpa kami. Pola pikir, usia, Sejarah, pengalaman hidup, point of view, antara ortu dan remaja memang jauuuhhh berbeda. So, yeah embrace it! Memang beginilah seni menjadi orang tua. Nggak usah merasa nelangsa. Tapi, patut berhati-hati ya, Ayah dan Bunda. Jadi, apa ilmunya Bagaimana cara Ibu/Ayah menahan lidah, supaya tidak melontarkan kalimat yang nantinya akan disesali sepersekian detik kemudian

Yang pertama, selalu baca doa dan istighfar. Tanpa penjagaan dan perlindungan Allah, kita ini siapa? Hanya seonggok tanah yang berjiwa. So, kalau mau hidup tetap tenang, anak baik budi, mendekatlah terus ke Allah. Sebelum ngobrol dengan anak, biasakan baca doa, atau baca QS An-Naas. InsyaAllah, kata-kata kita berada pada koridor baik, yang diridhoi Allah ta'ala.

Kedua, be mindfull. Terus eling, kalo kata orang Jawa. Jangan berdalih, "Ya saya emang orangnya gini, ceplas ceplos, dar der dor kalo ngomong." Hey...berlatih yuk Bund. Latihan untuk bicara dengan mindfull. Pikirkan, misalnya lawan bicara kita adalah klien... dan kalo kita ucapkan hal-hal semenyakitkan itu, apa iya, klien masih bisa maafin kita? Bukankah anak adalah "klien" pengasuhan kita ya Bund?

Ketiga, ingat selalu bahwa kata-kata Ibu adalah doa yang mustajab bagi anak. Jangan sampai ucapan yang Cuma selintas lalu, ternyata membawa masa depan kelabu. Hindari kata-kata semacam, "Kalo kamu kayak begini terus, jangan harap masa depanmu Bahagia!"

Kalopun ingin semangati anak, kita bisa pilih "begin with the end in minds".

Contoh, "Nak, kamu pengin jadi Diplomat kan? Selain pinter Bahasa asing, kamu juga kudu disiplin, Nak. Lihat itu Bu Menlu... atau yang deket aja deh, kayak Om Wawan, sodara kita yang dapat Beasiswa ke Inggris. Apa pernah kamu lihat dia males-malesan? Baruuu aja datang dari Bandung, dia langsung mandi, makan dan buka laptop, trus zoom ama kliennya, abis gitu berangkat ke kantor klien. Pintar aja nggak cukup kan. Kudu punya komitmen kuat, konsisten, Tangguh dan resilien!"

Bismillah. Atas izin Allah, kita bisa jadi ortu yang jauuuhh lebih baik lagi!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun