Sebenarnya apa job desc editor? Apa cuma menyunting tulisan?
Bukan sekadar mengecek tipo atau salah eja, tetapi lebih dari itu. Sebagaimana saya sebut tentang editor buku sekolah.
Idealnya, ada dua macam editor di penerbit buku. Ada editor akuisisi (kadang cukup disebut editor) dan penyunting naskah (disebut juga kopieditor).
Selain menyunting naskah dari segi materi, editor akuisisi juga merencanakan buku apa saja yang akan diterbitkan, berkomunikasi dengan penulis atau calon penulis, dan memutuskan mana naskah yang layak diterbitkan atau tidak.
Adapun kopieditor bertugas memeriksa ketepatan ejaan, tata bahasa, dan struktur kalimat agar naskah menjadi buku yang enak dinikmati pembaca. Kopieditor biasanya mendapatkan pengarahan dari editor dalam penyuntingan sesuai kebutuhan saat itu.
Dalam praktiknya, penerbit kerap menyatukan dua peran ini dalam satu posisi, yakni editor dengan berbagai tugas yang saya sebutkan tadi. Mungkin demi menghemat pengeluaran atau memangkas alur kerja.
Proyek editing buku atau tulisan apa yang paling berkesan? Atau mungkin ada pengalaman unik waktu editing?
Kalau proses editing yang berkesan salah satunya ya kamus bahasa Indonesia Inggris terbitan Gramedia itu. Harus teliti banget .
Editing lain yang berkesan tentang buku seputar informatika, yaitu saat penulis komplain seolah saya tidak mengubah tulisannya. Ini salah kaprah karena editor tidak melulu mencari kesalahan. Selama naskah dianggap sudah menarik, editor tak perlu menambah atau mengoreksi.
Ada lagi yang berkesan saat mengedit seri buku-buku motivasi karya penulis Selandia Baru. Karena diterjemahkan dari bahasa Inggris, tak jarang saya harus menyelaraskan antara hasil terjemahannya dengan maksud penulis. Kadang ada penerjemahan yang terlalu berani menafsirkan naskah sumber sehingga saya perlu berkomunikasi dengan penulis aslinya. Jadi pengalaman mengesankan bisa bertukar pandangan lewat email dengan penulis asing.
Apa editor harus selalu ikut KBBI? Seberapa penting KBBI buat editor?