Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mau Tobat dan Berdamai dengan Ibu? Cuss, Tonton Film Ini!

1 April 2024   20:10 Diperbarui: 1 April 2024   20:17 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Reza Rahadian, saat gala premiere di Kuala Lumpur (dok.Bukanbocahbiasa.com) 

Usai menyaksikan film ini, seolah ada rentetan "film dokumenter nurul rahma" yang kerap berseteru dengan ibu kandungnya. Yap, I really love my mom, tapiiii yah itu tadi.... lebih tepatnya  love and hate relationship, sebagaimana yang saya jabarkan di paragraf sebelumnya. Saya dan Ibu kerap berdebat, bahkan untuk hal-hal sepele, misal: Mau ngajak Sidqi (anakku) ke supermarket atau ngaji ke Masjid. Perkara kecil kayak gini aja, udah jadi bahan sengketa yang tak kunjung usai.

Zaman aku remaja? Oh, jangan ditanya. Entah berapa kali kami harus saling bengkerengan (istilah Jawa yang menggambarkan saling adu kuat dalam berdebat). Apalagi, kalo ada teman cowok yang saya ajak main ke rumah, bidiihh, itu saling sengkarut nggak karuan! Betapa seringnya saya berulah, memainkan lidah tak bertulang, yang ujung-ujungnya membuat konflik kembali terulang.

Padahal, kita tak pernah tahu, berapa lama sih, kuota kebersamaan dengan Ibunda? Kita bertambah besar, Ibunda pun makin masuk usia senja. Terus berseteru, menyodorkan emosi yang lepas kendali.... sampai kapan mau begitu?

Kalau boleh memutar waktu, sungguh... saya ingin banget kembali ke era sebelum tahun 2016. Ingin rasanya menebus semua kesalahan, celotehan, atau apapun itu, yang boleh jadi bikin Ibuku sakit hati. Sekarang dunia tak lagi sama. Saya cuma bisa memandangi foto-foto Ibu... dan sesekali berkunjung ke peristirahatan abadinya. Hanya sanggup melangitkan doa, semoga Ibu terus dinaungi oleh kasih sayang oleh-Nya. Hanya bisa berharap, anak yang nggak sholehah-sholehah amat ini, bisa menjadi asbab pahala amal ibadah Ibu yang terus mengalir, kendati Ibu sudah berkalang tanah.

Minimal sekali seumur hidup, tontonlah "Emak Ingin Naik Haji". Sebuah mahakarya, yang bermanfaat sebagai tontonan, sekaligus tuntunan. Film yang melembutkan jiwa. Mengasah nurani dan empati. Menumbuhkan rasa kasih kepada sosok perempuan, yang mana "surga kita ada di telapak kakinya." (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun