Alhamdulillah, Muthia (peserta summit dari Malang, Jawa Timur) bikin thread mengenai hal ini di Local Guides Connect Forum Online. Intinya memberikan informasi, bahwa ada beberapa bahan pangan yang tidak bisa kami konsumsi. Juga memohon kemurahan hati tim Google untuk menyediakan tempat dan alokasi waktu ibadah sholat bagi kami.
Dan ternyataaa.... Respons tim Google luaarrr biasaaaa! Mereka menggaransi bakal ada makanan yang pork and lard-free (bebas kandungan daging dan minyak babi). Untuk minuman, tetap tersedia air mineral, kopi, softdrink dan beberapa beverages yang tidak mengandung alkohol. Toleransi mereka sungguh juara!Â
Yaaaa, walaupun saya kerap terjerat dengan perkara syubhat (hal yang meragukan). Misalnya gini nih. Okelah, bahan pangannya tidak mengandung babi dan derivasinya, tapiii.... Mereka menggorengnya pakai wajan yang sama atau beda? Minyaknya kecampur apa engga? Suthil-nya apakah tetep dipake barengan sama makanan non-Halal?
Dalam hal ini, saya memilih untuk "main aman". Ketimbang makan protein yang belum jelas Halal Certified-nya, saya lebih kerap mengonsumsi buah-buahan, macam pisang cavendish, apel dll. Lumayan. Mengenyangkan dan bisa jadi "bahan bakar" untuk keluyuran keliling San Francisco, kok
***
Bersyukur banget saya merasakan makna toleransi ketika berada di negeri paman sam. Menjadi minoritas, justru mengajarkan diri betapa pentingnya bertoleransi. Kalau berdasarkan dictionary Cambridge, tolerate means to accept behaviour and beliefs that are different from your own, although you might not agree with or approve of them
Intinya: Toleransi adalah menerima perbedaan, membiarkan dan mempersilakan orang lain untuk melakukan sesuatu hal yang berbeda dengan diri kita. Ini bisa dalam konteks apapun ya. Toleransi dalam hal membiarkan kami request makanan halal. Juga toleransi dalam hal mempersilakan kami beribadah meski lagi asyik jalan-jalan, misalnya.
Nah, soal ibadah sholat ini ada cerita yang cukup unik bin awkward. Waktu itu, saya izin buat sholat, tatkala sedang hang out ke kantor Google di San Francisco.
Para local guides ini kompak explore kantor Google yang kita tahu sendiri kecenya kayak gimana kan. Berdasarkan info di muslimpro.com, jam sudah menunjukkan waktu sholat Ashar. Rencana saya mau jamak qoshor Dhuhur dan Ashar. Di sana kagak ada masjid/ mushola/ surau, bosku! Jadi yhaaa sembari jalan santai, aku request ke tim Google untuk menyediakan 'ruangan/bilik kecil yang bersih dan simpel' buat tempat sholat. Alhamdulillah, ada satu working room yang nganggur, dan siap dipakai sebagai musholla dadakan.