"Dek, Makasih ya, udah ngerawat Ibu. Nggak capek tadi habis dari kantor?"
"Enggaaa Bu. Udaahh jangan mikirin aku, ya. Ini boss-ku juga baik banget kok, aku disuruh bawa laptop, nyelesaikan kerjaan dari rumah sakit aja, gapapa katanya."
"Niatkan rawat Ibu lillahit ta'ala. InsyaAllah dicatat sebagai sedekah."
Iya Ibu, iya. Paham banget bahwa merawat orang sakit sama sekali bukan perkara mudah. Sejak awal, aku memancang niat untuk bersedekah tenaga dan sedikit rupiah, sebagai wujud penghambaanku kepada Gusti Allah, sekaligus wujud darma baktiku (yang tidak seberapa ini) kepada perempuan yang pintu surgaku ada di telapak kakinya. Kupandang wajah Ibu yang kian layu. Amal ibadahku, sedekahku tak ada seujung kuku dibanding ibuku. But, at least, I try. I always try.....
"Dek, nanti kalau Ibu udah nggak ada... Jangan lupa terus sedekah ya."
***
Setelah bertarung melawan kanker paru, ibuku berpulang akhir 2016. Tamu yang takziah mengalir bagai air bah. Beruntung, di depan rumah kami ada lapangan yang bisa menampung sahabat-sahabat Ibu yang begitu larut dalam duka. Salah satu dari mereka, Bu Nunung, namanya, menepuk pundakku perlahan, "Yang sabar ya, Nurul. InsyaAllah Bu Fat husnul khotimah. Beliau orang baik, rajin sedekah. Teruskan semangat itu ya. Kamu juga udah maksimal merawat ibumu. Itu jadi sedekahmu juga."
Ibu adalah my center of universe. Setelah beliau berpulang, ada lubang besar menganga di hati saya. Setiap hari saya bergumul dengan laptop, mencurahkan kepedihan yang saya rasa dalam sebentuk artikel di blog. Tapi, tidak mudah ternyata, untuk mentransformasi kesedihan itu. Stages of grief masih berjalan begitu lambat. Kendati demikian, saya bertekad tidak mau terjerembab dalam nelangsa berlebihan. Saya berusaha bergaul, menjalin pertemanan dengan banyak orang, hadir di banyak event. Mencoba menjajal aneka kuliner di Surabaya. Datang ke banyak taman, window shopping di sejumlah mall. Mengafirmasi diri sendiri, "Saya sehat, saya tegar, saya kuat, jiwa raga!"
Dari hasil berkunjung ke banyak tempat, saya pun iseng me-review di Google Map. Misalnya, saya datang ke Mall Tunjungan Plaza. Ambil beberapa foto, footage video, kemudian upload di Google Map, plus review terkait spot yang saya datangi. Hamdalah, seiring berjalannya waktu, skor Google saya meningkat pesat!
Hingga datanglah email dari Google. Yang intinya mengajak para reviewer Google Map untuk mendaftar sebagai peserta di Google Local Guides Summit, yang bakal dihelat di San Francisco, akhir 2017. Waawww, Amerika? Is it the right time to accomplish my American dream?