Menarik sekali berbincang dengan Perempuan super ramah nan bertalenta. Lebih lanjut, saya makin penasaran, kok bisa dalam rentang dua tahun Jihan Berjaya di lebih dari 50 kontes blog? Padahal, aneka kompetisi itu digawangi oleh juri yang bervariasi. Apa kiatnya sehingga bisa begitu presisi dalam menebak selera juri?
"Wahaha, jujur aja ya...Awal-awal ngeblog, saya berkompetisi itu nggak langsung menang. Lebih banyak kalahnya. Namun sedari awal, ada target/ goals yang saya setting... tahun 2024 saya kudu menang 100 lomba. Maka dari itu, setiap ada lomba blog, aku harus ikut, segimanapun hasilnya. Terkait selera juri, tips yang saya praktikkan seperti ini. Kalau tahu jurinya, aku bisa stalking. Misal di lomba BI yang baru-baru ini digelar, jurinya kan Leila S Chudori, nah saya pelajari karakternya, oh dia suka tipe storytelling. Jadi sisi itu yang harus kita tonjolkan dalam artikel. Manakala lomba tidak ditampakkan siapa jurinya, kita kudu cari tahu perusahaannya. Bisa dengan buka website official, lalu klik bagian about us, itu halaman pertama yang aku buka. Jadi kita bisa mempelajari tujuan Perusahaan mereka seperti apa. Kalo mereka bikin lomba, apa tujuan mereka. Apa target mereka, misalnya spesifik menaikkan aspek apa dari Perusahaan mereka. Tips berikutnya, andaikan informasi di about us minimal banget, aku lihat pemenang di kompetisi blog terdahulu. Bisa ketebak selera korporasi seperti apa," tuturnya berbagi rahasia kemenangan di aneka lomba blog.
TIPS KETIKA TERSERANG WRITER's BLOCK
Sepertinya belum sah jadi penulis/ blogger kalau belum terserang writer's block. Beberapa kali, Jihan juga mengalami hal ini. "Tak kunjung mendapatkan inspirasi dan bener-bener stuck mau nulis apa. Kalau sudah seperti itu, saya lari ke orang yang ahli di bidang itu. Misal beberapa waktu lalu, ada lomba dengan tema demokrasi ekonomi. Nah, saya kan tidak paham mengenai hal ini. Maka saya tanya ke adik, karena adikku kuliah ekonomi. Jadi aku diskusi dengan dia, aku gali dan cari contoh kasus secara detail. Andaikata ada lomba blog yang saya nggak paham temanya plus nggak ada ahli yang bisa saya ajak diskusi, ya sudah. Kalo mentok, berarti memang saya belum ditakdirkan untuk ikut lomba tersebut."
Circa 2020, Jihan memang gaspol, ikut semua lomba dengan tema apapun. "Belakangan ini udah mulai memilih dan memilah, karena ya sebaiknya begitu sih. Seiring berjalannya waktu, ide bisa habis juga ya," ujarnya sembari terkekeh.
Kalau kita baca tulisan Jihan, kentara banget ia kerap memasukkan perbincangan ataupun quotes sebagai hook artikel di awal paragraf. Ternyata, Jihan memang sangat gemar membaca. "Buat ibu-ibu yang stay at home dan jarang traveling ke mana-mana, nggak perlu khawatir. Justru kita bisa berwisata lewat buku. Kalau ada quote menarik, yuk ditulis di notes... Kalo ada yang related, nanti bisa dicantolin lalu dibikin cerita dan jadi postingan di blog kita. Jujur saja, saya ini ngga suka traveling, jadi hiburan saya larinya baca buku atau lihat film. Apabila ada lomba blog dengan tema tertentu, biasanya aku kaitkan loh kok kayak cerita di buku ini yaaa. Dari situ bisa lahir satu tulisan," papar Jihan.
MENANGGAPI KOMENTAR JULID
Namapun dunia digital, pastinya komentar nyinyir dan julid kerap bermunculan. Apalagi, Jihan sebagai langganan menang lomba blog, tidak lepas dari komentar julid dari berbagai arah. Bagaimana tanggapannya? "Ya, di awal merasa sedih tentu saja. Tapi untungnya saya bukan tipe manusia yang suka memendam perasaan sedih berlama-lama. Maka biasanya saya Kembali remind diri sendiri, setiap orang kan punya goals. Saya punya tujuan, mereka (yang julid) juga punya tujuan, ya sudah mari fokus ke tujuan masing-masing."
Untuk membangkitkan semangat berlomba, Jihan memang merancang GOALS yang spesifik. "Harus ada timeline juga. Misalnya, saya ketika memutuskan ikut lomba blog, sedari awal punya goals pengin bikin rumah, saat itu lagi semangat kumpulin uang. Nah, goal setting ini yang membantu saya untuk bisa tetap bersemangat ikut kompetisi. Dan Alhamdulillah, pas awal 2023, kami menempati rumah baru. Ketika satu goal sudah tercapai, biasanya memang jadi agak kendor. Berarti kita butuh tujuan baru lagi. Pengin umroh sekeluarga, misalnya. Paling lama dua tahun aku harus dapat ini itu... karena aku bisanya nulis ya dari nulis. Jadi, untuk teman-teman, ayo kalo kepengen mencapai sesuatu, kudu punya GOALS yang jelas... dan harus ada timeline juga ya... ada target kapan harus mendapatkan goals yang diimpikan itu."
So, bagaimana teman-teman? Sudah siap ikut lomba blog jelang akhir tahun ini? SEMANGAATTT, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H