Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Homeschooling dan Home Education, Apa Bedanya?

17 Oktober 2023   17:10 Diperbarui: 17 Oktober 2023   17:15 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu, saya mengikuti small talk/diskusi bareng Komunitas Cak Kaji (Cangkrukan Kompasianer Jatim) di Novotel Surabaya. Sebagai pemantik diskusi/ pemateri, ada mbak Dian Kusumawardani, seorang Kompasianer yang juga aktif di kancah Pendidikan. Selain menjadi Blogger. Mbak Dian adalah Home Educator di Omah Rame, juga seorang pengajar di BKB Nurul Fikri Surabaya.

Adapun tema yang diangkat adalah: Homeschooling dan Home Education, Apa Bedanya?

Homeschooling adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di rumah. Homeschooling ini menjadi salah satu alternatif pendidikan di Indonesia. Keberadaan homeschooling sendiri sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 129 Tahun 2014.

Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa homeschooling adalah proses layanan pendidikan secara sadar dan terencana yang dilakukan oleh orangtua atau keluarga baik itu di rumah maupun di tempat lainnya dengan suasana yang kondusif.

Pada peraturan tersebut, pemerintah juga turut menekankan sebuah kebijakan bagi siapa saja orangtua yang ingin mendidik anaknya dengan cara homeschooling maka diwajibkan untuk melapor ke dinas pendidikan di tingkat kabupaten atau kota.

Ada beberapa keunggulan dari metode homeschooling ini :

  • Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan anak
  • Anak bisa belajar sesuai bakat dan minatnya masing-masing
  • Anak bisa belajar dengan gaya belajarnya masing-masing
  • Banyak belajar lewat praktik dibandingkan teori
  • Menyesuaikan kondisi keluarga

Homeschooling ini menjadi bentuk tanggung jawab penuh orang tua terhadap pendidikan anaknya. Sebab, saat homeschooling, orang tua menjadi tutor belajar anak-anak.

Selain orang tua, fasilitator homeschooling juga bisa PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), bisa juga dengan memanggil tutor belajar (guru) ke rumah.

Homeschooling ini tidak wajib. Homeschooling sekadar menjadi alternatif pendidikan saja.

Sementara itu, Home education adalah pendidikan berbasis rumah. Prosesnya adalah inside out bukan outside in. Inside out itu lebih menegaskan bahwa setiap anak sudah memiliki potensi masing-masing. Setiap anak memiliki potensi dalam dirinya. Jadi orang tua tidak perlu outside in (menjejalkan dari luar).

Berbeda dengan homeschooling, home education ini sifatnya wajib. Mengapa?

Mengapa home education itu wajib? Sebab home education adalah tanggung jawab orang tua. Anak adalah amanah, yang wajib dijaga baik-baik.

Komunitas CAK KAJI usai diskusi bersama [ sumber gambar: dok. pribadi ]
Komunitas CAK KAJI usai diskusi bersama [ sumber gambar: dok. pribadi ]

Peran orang tua sebenarnya tidak bisa digantikan dalam mendidik anak. Tidak ada guru yang paling ikhlas untuk anak selain orang tuanya sendiri.

It takes a village to raise a child

Bukan hanya peran seorang ibu saja untuk membentuk seorang anak. Ayahnya, neneknya, kakeknya bahkan orang di sekitar komunitas tersebut turut andil.

Anak-anak perlu tumbuh di lingkungan yang baik, agar bisa menjadi baik. Sebab, anak adalah peniru ulung. Anak akan mudah menyerap dan meniru hal-hal yang ia lihat di sekitarnya.

Helping children with their own potency

Orang tua harus membantu anak berkembang sesuai potensinya masing-masing. Setiap anak memiliki keunikan yang berbeda. Mereka spesial, dan rumah adalah tempat terbaik menemukan potensi tersebut. Melalui home education, anak bisa belajar untuk mengembangkan potensinya.

Miniatur peradaban

Dari dalam rumah, potensi anak akan bertumbuh. Maka sudah selayaknya orang tua mendampinginya dari dalam rumah. Kunci pendidikan sebenarnya 80% itu ada di rumah, bukan di sekolah.

Rumah adalah miniatur peradaban. Di sanalah anak-anak belajar dan membangun peradaban.

Kesimpulannya, meski homeschooling dan home education sama-sama pendidikan berbasis rumah dan menjadikan orang tua sebagai fasilitator pendidikan, keduanya adalah hal yang berbeda.

Homeschooling tidak wajib. Homeschooling adalah salah satu alternatif pendidikan bagi anak.

Sedangkan home education itu wajib. Setiap orang tua wajib mendidik anaknya. Apapun pilihan pendidikan anak, baik itu homeschooling, sekolah di sekolah, atau bahkan unschooling , home education tetap dilakukan. Setiap orang tua adalah guru untuk anak-anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun