Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan, Saatnya Tingkatkan Skill Bahasa Arab!

3 April 2023   10:22 Diperbarui: 3 April 2023   10:41 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencatat istilah dalam bahasa Arab (dok. bukanbocahbiasa.com)

"Pelajarilah Bahasa Arab, karena ini bagian dari agama kita"

Salah satu "hobi" saya adalah ikut kajian keislaman dari Masjid ke Masjid. Yang lokasinya nggak terlalu jauh dari rumah. Biasanya di Masjid al-Maghfiroh, as-Salam, al-Wahyu... pokoknya yang masih di areal Rungkut. Suatu Ketika, ustadz pengisi kajian menjabarkan urgensi belajar Bahasa Arab. "Bahasa Arab sangat ditekankan oleh agama kita. Islam didasarkan dua pondasi, yaitu al-Qur'an dan Hadits, yang mana keduanya berbahasa Arab. Kalau kita tidak bisa berbahasa Arab... hanya bisa bacar, tapi tidak paham artinya, ya bagaimana?" papar Sang Ustadz.

Sampai rumah, saya langsung merasa hakjlebbb. Sekian tahun menghirup udara di bumi pertiwi, kok yaaa saya nggak kunjung tergerak untuk lebih memperdalam Bahasa Arab ya? Usia makin menanjak, tapiiii (seringnya) saya baca al-Qur'an tanpa paham makna. Padahal, Qur'an adalah "manual book" manusia beriman. 

Lahhh, pegimana saya bisa menjalankan aneka tuntunan secara komprehensif, kalau makna dan tafsirnya pun saya nggak paham? 

Iya siiih, bisa baca Qur'an terjemahan, tapiii tetep aja.... Berasa gimanaaaaa gitu lho, mosok saya lebih semangat belajar Bahasanya sarangheyo oppa-eonnie ketimbang Bahasa Arab? Masak saya lebih intens mengikuti tutorial bahasa Korea demi mantengin Drakor, ketimbang memperdalam bahasa yang ada di kitab panduan hidup saya? 

Duh, ironissss banget. Pediih kan rasanya.....

Alhamdulillah, rezeki datang dari arah tak disangka-sangka. Heyy, rezeki ini nggak melulu berbentuk duit, sepeda Brompton, atau jeep Rubicon yhaaa *krik* Informasi mengenai kelas Bahasa Arab juga sebentuk Rezeki yang harus kita syukuri.

Sohib saya kasih info, dan sat set wat wetttt, saya memutuskan untuk DAFTAR!

Kelas Bahasa Arab ini diampu oleh Ustadz Zaki. Beliau sabaaarrr banget, mengajari para murid yang notabene udah usia 35++. Artinya sebagian dari kami, daya tangkap dan daya ingatnya udah merosooott jauh! Tapi ya nggak apa-apa. Ustadz Zaki selalu memberikan motivasi, supaya kami-kami yang udah "usia cantik" ini nggak nglokro atau lemah duluan sebelum berjuang

"Niatkan sebagai ibadah, ikhlas lillahit ta'ala. Supaya proses Belajar Bahasa Arab kita mendapatkan ridho dari Allah. Yang jelas, kuncinya adalah PSSI. Apa itu? Pelan, Semangat, Sabar, Istiqomah."

Yang Namanya belajar kan ada kurikulum, Ustadz menyebut ada fase-fasenya. Yappp, pastinya perlu kekuatan, serius, sabar, semangat, tekun, perhatian, dan kesediaan kita untuk mengalokasikan waktu. Embyurrr, yang Namanya manusia itu yhaaa, kalau mau ikutan kelas penuh faedah, godaannya tuh adaaaaaa aja. Kelas kami berlangsung saban Sabtu pagi. Yang mana, itu kan weekend! Waktunya plesir ama keluarga! Saya pun berkali-kali berupaya bilang ke suami dan anak... izinkan Ibu untuk ikutan kelas Bahasa Arab ya. Cuma satu setengah jam kok. Kita tetap bisa family time di sabtu sore/petang/malam atau hari Minggu aja. Alhamdulillah, misi saya didukung oleh keluarga

Mencatat istilah dalam bahasa Arab (dok. bukanbocahbiasa.com)
Mencatat istilah dalam bahasa Arab (dok. bukanbocahbiasa.com)

Ustadz Zaki juga selalu menekankan, segala sesuatu kalau didasarkan ikhlas karena Allah, maka SELALU ada jalan. Kami nggak perlu takut kalau keliru tatkala belajar. "Jangan malu atau segan untuk bertanya. Dan, jangan katakan 'wahh, sulit ya belajar bahasa Arab ini.' Tidak masalah kalau kita melakukan kesalahan tatkala menuntut ilmu. Karena salah dalam belajar bukanlah aib. Kalau sering revisi, insyaAllah ilmu makin melekat. Yang jelas tidak ada istilah terlambat belajar, tidak apa-apa ini adalah rezeki karena kita bisa belajar secara offline/ tatap muka. Kita mau dan mampu mengalokasikan waktu untuk belajar, sungguh ini rezeki luar biasa. Karena kita bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Sebagaimana pesan Rasulullah, gunakan waktu hidup sebelum mati."

Lebih lanjut, Ustadz Zaki menambahkan, "Belajar Quran tanpa belajar Bahasa Arab, diibaratkan seperti tubuh tanpa kepala. Bayangkan.... Tubuh tanpa kepala! Apa jadinya manusia kalau tidak ada kepalanya? Kalau tangan atau kaki tidak ada, tubuh masih bisa digerakkan, hidup terus berjalan. Tapi tanpa kepala?"

Oucchh, nampol abis!

Maka dari itu, insyaAllah saya bakal terus memancang niat supaya istiqomah mempelajari Bahasa Arab. Untuk saat ini, yang jadi PRIORITAS saya adalah: upgrading skill berbahasa Arab. Pengin banget, ketika sholat atau mengaji, saya tuh paham apa sih makna ayat yang tengah saya baca. Ketika momentum itu terjadi, maka ibadah yang tertunaikan insyaAllah bakal lebih "merasuk" bukan sekadar menggugurkan kewajiban.

Bismillah, semogaaaa Allah mudahkan Langkah saya upgrading skills Berbahasa Arab!  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun