Apakah judulnya clickbait?Â
Bukaan, sodara! :D Saya betul-betul mau menceritakan pengalaman menjodohkan dua Crazy Rich Surabaya. Yang laki, Azrul Ananda, pastinya mayoritas dari kita udah paham kan siapa dia? Putra Bapak Dahlan Iskan, pengusaha moncer yang dulu sempat menguasai imperium media Jawa Pos Group. Dahlah kebayang kan duitnya sebanyak apa :DÂ
Yang cewek, Ivo (nama aslinya Hanifa Ratih) doi putri Bapak Rinto, (eks) Direktur Gudang Garam Kediri. Pak Rinto sempat mencalonkan sebagai walikota Kediri, tapi belum rezeki mendapatkan tampuk amanah tersebut. Walau demikian, namapun direktur pabrik rokok guedeee, rek. Kebayang juga kan harta keluarga ini buanyaaakk bingits!
Nah, sekarang saya mau cerita, ya, kok bisa saya menjodohkan dua manusia Wadidaw ini. Sekitar tahun 2000-an, saya tuh kerja part timer sebagai  surveyor sekaligus penulis/ jurnalis di DetEksi Jawa Pos (sekarang kalau ga keliru namanya rebranding jadi Zetizen). Boss saya Azrul Ananda, yang biasa kami panggil "Mas Ulik".Â
Ada beberapa kolom di DetEksi yang mengharuskan kami berburu narasumber sesuai tema. Waktu itu, sori agak lupa lupa ingat.... kayaknya tema seputar prestasi membanggakan/ positive lifestyle anak muda Surabaya gitu lah. Entah dapat ide dari mana, saya tuh auto TRIIINGG! Teringat sosok Ivo, si Gadis Sampul Majalah Gadis, yang imut-imut.Â
Saya kan alumnus SMA 16 Surabaya. Ivo nih adik kelas, selisih 2 tahun di bawah saya. Ndilalah, tetangga rumah saya tuh sohib ikribnya Ivo. Dapat kontak untuk menghubungi Ivo, dan janjian supaya Ivo bisa datang ke redaksi Jawa Pos, untuk menjalani sesi photoshoot sekaligus interview. Ketika confirmed Ivo bisa jadi narasumber, saya tuh nyeletuk santai ke Azrul. "Mas Ulik, Ivo besok mau datang ke sini, untuk wawancara. Ntar mas Ulik ikut ngobrol ama dia, ya. Cantik lho anaknya! Siapa tau jodoh."Â
Ternyata, celetukan iseng itulah awal mula dari perkenalan keduanya. Ivo memang punya personality yang super duper menarik. Lincah, lucu, kocak, gampang akrab dengan lingkungan baru, dan tentu saja imut bin cantik nggak ada obat. Apalagi, doi kan alumnus Gadis Sampul Majalah GADIS (ini tuh ajang Gadsam yang melahirkan seleb-seleb keren, salah satunya Dian Sastro).Â
Mas Ulik, sebagai cowok dari keluarga crazy rich, pastinya nggak bisa sembarangan dong, kalo milih pacar. Doi kudu pelajari bener bibit, bobot, bebetnya. Menjumpai sosok Ivo yang berasal dari keluarga "sekufu", mungkin ini yang membuat Azrul jadi lumayan antusias untuk "bergerak".Â
Ya sudah... the rest is history. Azrul dan Ivo officially dating, engaged, and married!Â
Banyak yang takjub dengan intuisi saya. Kok bisa sih, memfasilitasi perjodohan antara dua crazy rich Surabaya? Heheheh. Saya sih merasa kalau ini semua adalah skenario Tuhan, hanya saja 'kebetulan' saya dipasang sebagai mak comblang ala-ala. Di mata saya, mahligai rumah tangga/ pernikahan itu memang seyogyanya dibangun atas dasar pasangan yang setara/ sekufu. Ini bisa menyangkut banyak hal, tentang background keluarga, pendidikan, taraf ekonomi, personality, dan seterusnya.Â
Menjadi istri seorang Azrul Ananda itu bukan perkara mudah, lho! Tantangannya banyaaakk banget. Nah, di mata saya, Ivo tuh bisa banget melengkapi 'puzzle-puzzle kosong' dalam hidup Azrul. Semacam itu.Â
Bukan sekali ini saya berupaya menjodohkan teman. Waktu masih di Jawa Pos, ada juga sohib kentel yang saya jodohkan dengan reporter Kompas. Saya sebut nama aja ya, wkwkw. Teman saya, Xaveria, waktu itu agak galau karena baru putus dari pacarnya yang beda agama. Trus, saya bilang, ada nih, temanku Ambrosius wartawan Kompas yang baekkk banget anaknya dan SMART abis! Akhirnya, saya atur jadwal supaya kami bisa amprokan bertiga (atau berempat ya? Kayaknya waktu itu, Ambro bawa teman, deh).Â
Kali pertama bertemu, si Ambro tampil dengan rambut gondrong dan gaya busananya yang awut-awutan. Si xave yang pemuja kerapihan, berkirim SMS ke diriku, "Rul, kok kamu kenalin aku dengan cowok kayak gini siihh?" Wkwkwkw, aku melempar pandangan ke Xave seolah berujar, "Yaelaaahh, don't judge a book by its cover, darling!"Â
Seiring berjalannya waktu, mereka declare kalau udah jadian. Sekian tahun kemudian, tied the knot, dan sekarang dikaruniai tiga buah hati yang sehat, cerdas, lucu and talented. Super bahagyaaaa
Masih ada cerita-cerita yang lain, tapi capek ya nulis satu-satu, wkwkw.Â
Lantas, kenapa saya begitu semangat jadi mak comblang ala-ala?Â
Begini. Ibu saya tuh pernah bilang, ada hadits Rasul yang menuturkan bahwa "Buat yang menjodohkan akan mendapatkan hadiah berupa rumah di surga." RUMAH DI SURGA, gaes! Ini kan iming-iming yang luar biasaaa. Ya, walaupun belum tahu apakah nanti saya pasti bakal masuk surga atau kagak, tapiii... frasa "rumah di surga" ini kan sesuatu bangeeett :D (kalau kata temanku, misal ga masuk surga, ya udah, rumahnya bisa dikontrakin :P)Â
Yang jelas, motivasi utama saya itu. Benar-benar ingin memburu rumah di jannah-NYA. Maka dari itu, ketika ada teman-teman yang nanya, "Rul, kamu udah njodohin Azrul dan Ivo.... trus kamu dikasih hadiah apa sama mereka?"
Saya cuma bisa nyengir. Kagak ada, boss!! Saya nggak pernah ngarepin hadiah dari makhluk, kok. Yang saya kejar kan hadiah dari ALLAH ta'ala, yang menguasai semua makhluk-NYA.Â
So.. kenapa musti 'menuntut' dapat hadiah dari orang-orang yang pernah aku jodohin? :D
Dan, yang patut digarisbawahi dari cerita ini adalah: Nggak usah antipati/ tersinggung kalau ada seseorang yang mau mengenalkan/ menjodohkan. Kan JODOH itu serba misterius, ya. Kita nggak pernah tahu, lewat jalan mana, jodoh yang ALLAH berikan untuk kita. Mungkin saja ternyata kalian punya teman yang celetukan isengnya malah beneran jadi kenyataan. "Heyy, kamu aku kenalin sama si Fulan, yuk! Siapa tahu kalian berjodoh!"Â
Crazy rich aja dijodohin kok. Sooo, semangaaatt ya gaes! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H