KEDUA: ATUR POLA MAKANÂ
Seiring bertambahnya usia, kemampuan metabolisme tubuh kita menurun. Nggak heran, pas masih muda, walaupun makan sak gabruk, bodi kita ya segitu gitu aja. Sekarang? Walah, baru napas aja udah tambah sekilo! :D *darkJokes*
Yah, intinya, yuk lah, mulai pilih Jenis, Jumlah, dan Jam (waktu) Ketika kita mengonsumsi makanan.
Bicara soal JENIS, udah pasti saya perbanyak buah dan sayur. Sesekali masih mengonsumsi daging merah (sapi), ayam, dan aneka seafood. Tapi, saya lebih banyakin porsi buah sayur. Soalnya, kalau pas puasa gini, kadang perut terasa begah ataupun konstipasi. Nah, SERAT adalah jalan ninjaku supaya system cerna tetap lancar. Ga enak, lho, kalo tiga hari kagak bisa "setor".
Nah, tentang JAM Â (waktu) ini juga menyesuaikan dengan momen puasa, ya. Saya bangun pukul 03.00. Masak sebentar, lalu sahur bareng keluarga jam 03.40. Yang dimakan mulai nasi + lauk pauk + sayur buah + Madu (pakai KOJIMA) ditutup dengan air putih hangat yang cukup banyak (biasanya sampai 3 gelas).
Begitu Adzan maghrib (jam 17.30 di Surabaya) saya minum air putih hangat dan cemilan/ ta'jil biasanya berupa korma atau buah pisang cavendish. Sholat Maghrib dulu, lalu makan malam jam 18.00
KETIGA: TETAP OLAHRAGA Ya
Puasa bukan berarti kita malas-malasan lho ya. Nah itu... Rasulullah dan pasukannya berjuang di Perang Badar pada 17 Ramadhan atau tahun ke-2 hijriah. PERANG lho ini, dan tetap berpuasa!
Tapiiii, kita kan bukan Rasulullah....
Iyaa, betul, gaes. Hanya saja kita bisa banget meneladani semangat Rasul dan para sahabat untuk tetap aktif BERGERAK berkontribusi, Ketika sedang melakoni ibadah puasa.