Nggak berangkat sekolah, nggak ketemu dengan teman, tidak bersosialisasi dengan ideal. Pandemi ini sungguh menerbitkan kekhawatiran yang super duper lebay dan overthinking yang menjerat setiap saat.
Dengan gestur tubuh yang tenang dan super kalem, Emil membagi kisahnya ketika sempat bersekolah di negara Singa. "Tahun 1999, saya dapat beasiswa sekolah SMA di Singapore.Â
Itu udah berapa tahun yang lalu, ya. Â Sudah 2 dekade yang lalu. Ini SMA Sekolah unggulan yang juga almamater Lee Kwan Yew. Menariknya, suatu ketika, kami diwajibkan oleh Kepala Sekolah untuk tidak masuk sekolah selama seminggu. Kenapa?Â
Kami diminta untuk menerapkan e-learning, belajar dari rumah. Anak-anak harus punya skill independent learning. Pandemic ini beri kita keterpaksaan untuk menjawab analisa yang sudah dibangun selama ini.Â
Belajar secara mandiri, bukan  terikat dengan adanya guru semata. Tapi, benar-benar belajar secara mandiri. Kalau kita memaksakan untuk sekolah tatap muka, padahal situasi masih begini, maka artinya Kita menghilangkan kesempatan untuk membangun independent learner."
Saya kutip dari https://chloeburroughs.com/become-independent-learner/: An independent learner takes responsibility for their own learning. They are self-motivated and accept that frustration in the present is worthwhile to achieve future success. They are curious and they engage in what they're learning.
Independent learners take initiative. They are good problem solvers but they also know when to seek help. Independent learners think about and plan for the future. They are intentional with their study and choose the right methods to fit their course. They manage their time and are dedicated to self-improvement.
Ultimately, an independent learner understands that they are responsible for their own education. They take charge of their life and accept that no one will hound them to put more effort or time into their own achievements.
***
Setelah pulang dari pertemuan dengan Emil Dardak, sepanjang perjalanan saya berkontemplasi. Yap, pandemic memberikan banyak hikmah terselubung untuk diri. Situasi sulit yang terjadi hampir sepanjang tahun 2020 juga membuat kita kian mengenal diri kita sendiri.
Bisa jadi, saya adalah Sebagian dari kumpulan ortu yang hanya bisa berkubang keluh. Mengutuk keadaan, dan tidak punya greget untuk bisa mencari sisi positif dari aneka kejadian yang berlangsung di pagebluk ini. Kalau saya sebagai ibu sedemikian ciutnya, bagaimana dengan anak?