Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Support Masyarakat Desa Tertinggal, XL Axiata Luncurkan Solusi Digital "Satwa Nusantara"

20 Desember 2018   10:29 Diperbarui: 20 Desember 2018   10:36 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyaaaak banget metode yang bisa dilakukan korporasi untuk men-support pemberdayaan masyarakat. Salah satunya, dengan memberikan solusi jitu agar komunitas masyarakat sasaran bisa lebih tumbuh, tangguh dan kian handal dalam menghadapi serangkaian tantangan dalam hidup.

Yang dilakukan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) ini menginspirasi korporasi lain, agar men-deliver program yang tepat sasaran. Provider ini  melanjutkan komitmen untuk mendukung upaya pengentasan desa tertinggal. Sesuai dengan kompetensi dan bidang usaha tempat berkecimpung, XL Axiata melakukannya dengan membangun solusi digital yang disesuaikan dengan kebutuhan warga desa yang disasar.

Saya berkesempatan hadir dalam peluncuran Solusi Digital berkonsep Farm Chain Management System (FCMS) "SATWA NUSANTARA". Acara ini dihelat Rabu(19/12) di Desa Karang Tekok, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. 

Dalam kesempatan ini, hadir Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Samsul Widodo , dan Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuningsih.

Dalam sambutannya, Tri Wahyuningsih berujar, "Desa Karang Tekok ini masuk kategori tertinggal sesuai data Kementerian Desa dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Republik Indonesia. Solusi "SATWA NUSANTARA" ini akan membantu para petani pemilik ternak di sini untuk memastikan ternak-ternak mereka, terutama sapi, bisa tercukupi pakan dan kondisi kesehatannya sepanjang tahun, termasuk di musim kemarau. 

Sapi adalah aset utama warga, tapi selama ini mereka harus menghadapi persoalan saat musim kemarau, di mana pakan tidak mencukupi sehingga sapi kelaparan dan bobotnya menyusut drastis. Lalu, daripada mati, mereka menjualnya dengan harga sangat rendah. Padahal, sapi-sapi yang diternakkan warga adalah sapi dari jenis unggul yang punya potensi besar secara ekonomi untuk dikembangkan."

Langkah strategis yang bisa diambil adalah, menghadirkan solusi digital, yang bisa memberikan data dan gambaran mengenai potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari ternak sapi warga desa ke depan.

Gambarannya seperti ini. Solusi berbasis FCMS (Farm Chain Management System) memang ditujukan untuk memaksimalkan produktvitas komoditi pertanian dengan cara menata, memantau dan merencanakan rantai pengelolaan dari hulu ke hilir. Jadi warga yang memiliki ternak dibiasakan untuk kian peduli, mulai pemeliharaan, panen, pemasaran, bahkan hingga pengembangan produk dari ternak. Untuk keperluan di Desa Karang Tekok ini, "SATWA NUSANTARA" baru difokuskan untuk pemeliharaan, yaitu mengatasi masalah pakan dan kesehatan ternak.

Tentu, untuk menghadirkan solusi bagi semua, dibutuhkan kolaborasi yang apik. Dalam hal ini, XL Axiata bergandengan tangan dengan Fakultas Peternakan Universitas Jember dan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Desa Toyomarto, Singosari Malang, Jawa Timur.

Dengan kerjasama yang paripurna, tentunya bakal mampu mengatasi salah satu simpul persoalan yang ada di desa tersebut.

"Penerapan solusi ini akan mengubah pola pemeliharaan ternak yang selama ini sudah diterapkan. Jika sebelumnya sapi-sapi digembalakan di padang rumput terbuka untuk mendapatkan rumput hijau, kini sapi harus dikandangkan agar mudah dipantau kondisinya sekaligus mudah memberikan makan. Dengan demikian, ternak tidak hanya bisa diselamatkan dari ancaman kematian di setiap musim kemarau, namun juga bisa dikembangkan secara ekonomis sebagai komoditas," urai Dr Hidayat Teguh Wiyono, dari Universitas Jember.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun