Kelar bukber, saya bisa ngejar sholat Isya dan tarawih di Masjid tak?
Yap, "serewel" itu. :)
Rupanya, "kebawelan" ini berlanjut sampe after Lebaran. I dunno, rasanya saya beneran enggak mau menghadiri acara yang sebenarnya tidak saya idam-idamkan. You know, acara yang massal, mendatangkan banyak insan, tapi tidak ada conversations yang "tulus" "membumi" yang bener-bener personal dan privat.Â
Kelar dapat undangan via WA, lagi-lagi saya berdiskusi dengan diri sendiri.Â
Okeh, makan gratis, ketemu teman lama, tapi... are you serious bener-bener pengin ketemu teman lama?
I mean, kamu kan udah bertahun-tahun nggak ketemu mereka, life happens, dan nggak ada problem sama sekali kok, walau nggak ketemu mereka, lantas?
Apa iya kamu kudu banget dateng? Untuk silaturahim? Tak cukupkah via WA?
Gimana dengan Ibu kamu yang sedang sakit lambung? Ibu mertua yang vertigo? Gimana kalau banyak tamu yang datang ke rumah?Â
Dengan segala kondisi yang ada, pertanyaannya adalah....Should I come?Â
Saya nggak punya story yang gimana-gimana gitu kok pas SMA :) Jadi, saya tak punya kekhawatiran berlebih, bakalan ada CLBK alias Cinta Lama Belum Kelar :)Â
Tapi, yang jadi concern adalah... saya TIDAK (atau belum) menemukan alasan yang kuat, presisi, lugas, dan pas untuk HARUS datang ke acara ini.Â