Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bidadari Itu Bernama Indadari

31 Agustus 2015   11:29 Diperbarui: 31 Agustus 2015   11:47 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. KENAPA BERCADAR, SIH?

Coba googling “Caisar menikah”. Maka akan muncul paras ayu Indadari dalam balutan busana penganten yang super-duper-anggun dan cantik. Pipinya rada chubby, matanya belo, cantik banget deh. Khas seleb hijaber sosialita ngeheits masa kini.

Pertanyaannya adalah…. Kenapa doi mutusin buat pakai cadar dan baju serba hitam?

“Ketika belum bercadar, ada beberapa pria yang memberikan komentar ‘Wah, cantik yaaa…’ kepada saya. Pujian adalah ujian. Saya harus menjaga perasaan suami saya, apabila ada laki-laki lain (apalagi yang bukan mahram) yang memuji wajah saya. Jadi, atas pertimbangan itulah, saya memutuskan untuk bercadar. Apa tidak dikomentari yang aneh-aneh? Waaah, sudah biasa. Hidup ini capek kalau harus dengerin komentar orang. Pasti adaaa aja. Yang penting, jangan dengerin kata orang.. Yang harus kita perhatikan adalah kata Allah bagaimana…”

where’s wally?? Eh, where’s ibunya Sidqi? :P

  1. APAKAH INDADARI MAU DIPOLIGAMI?

Seluruh audiens ketawa ngakak pas ada salah satu pengunjung yang nanya, “Apakah mbak Indadari siap dipoligami?” Wwkwk, sumpah, ini ngajak perang nih yang nanya, hahaha. Tapi, setelah mendengar lontaran pertanyaan seputar isu yang amat sensitif ini, Indadari tetap stay cool and calm. Eh, apa ini perasaan gue aja? Soale, dia kan pakai cadar yak? Haha. Yang jelas, dengan nada amat tenang nun bijaksana, Indadari menjawab, “Saya tidak boleh menerima satu dalil, tapi menolak dalil yang lain. Sudah jelas, tentang poligami ada dalam Al-Qur’an. Saya tentu harus menerima syariat itu. Akan tetapi, apabila suami saya berniat poligami, saya harus tunjukkan apa dan bagaimana syarat yang harus dipenuhi seorang laki-laki ketika akan poligami. Tak bisa sembarangan. Dan saya akan berupaya kuat, agar suami saya tidak jatuh menjadi bahan bakar neraka, andaikata ia gagal dalam memenuhi syariat poligami. Istri yang baik akan selalu berupaya agar suami tidak ke neraka, dan begitu pula sebaliknya.”

Ouch. Tisu mana tisuuuu….. Hiks.. hikss…..(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun