Mohon tunggu...
nurul mustofiyah
nurul mustofiyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

siswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pura Mangkunegaran

17 Agustus 2023   12:32 Diperbarui: 17 Agustus 2023   12:34 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak
  Kadipaten Mangkunegaran sebagai pusat pemerintahan daerah dibawah Kesunanan Surakarta serta memproses nilai-nilai barat tanpa meninggalkan kebudayaan Jawa setalah itu dipraktikan baik dalam politik, militer, pendidikan, birokrasi, keuangan sampai dengan bangunan di Pura Mangkunegaran. Hal ini membuat menarik untuk dilihat dari sisi tradisional dan modern. Dari segi fisik modernisasi di Mangkunegaran terlihat ciri khasnya. Menurut masyarakat daerah Jawa rumah bukan hanya untuk tempat tinggal saja akan tetapi sebagai cerminan dari penghuninya dan juga lingkungannya. Tata ruang Pura Mangkunegaran mempunyai aspek sosial didalam kandungannya. Pura Mangkunegaran terlalu mewah dibandingkan rumah Jawa, namun ada yang mengalahkannya yaitu Keraton Kasunanan Surakarta, rumah Jawa terlengkap adapun dari pendopo, pringgitan dan dalem.
Kata Kunci: Pura Mangkunegaran, Rumah Jawa dan Tata Ruang

Pendahuluan
  Negara Indonesia merupakan negara kaya akan kebudayaan beragam yang berupa asli nenek moyang ataupun hasil perkembangan zaman. Misal pada saat bela Belanda sebagai penguasa di Pulau Jawa cukup lama menyebabkan penggabungan antara 2, yaitu Eropa dan Jawa tentunya berbeda etnis maupun kultur sosialnya. Faktor tersebut didukung oleh sikap selektif dalam menerimanya seperti memilih jalan tengah untuk meniru daerah budaya barat tanpa menghilangkan budaya tersebut.
  Salah satu kebudayaan baru selain makanan dan pakaian adalah _material culture_ berupa benda atau seni bangunan. Dari proses akulturasi bangunan indis memiliki ciri gaya penengah yang terdapat unsur Jawanya, pengaruh budaya terlihat pada pemakaian bahan bangunan, bentuk, oramen maupun benda benda di dalam ruangan. Selain itu, kedudukan pemiliknya menunjukan hiasan ukiran dirumahnya. Ciri dari pengaruh budaya Indis biasanya bertingkat yang berlantai ubin, begitu juga pada pintu dan jendelanya diberi hiasan-hiasan didepan rumah.
  Beragam kota di Indonesia dengan beragam kebudayaan, kota Surakarta merupakan salah satu yang banyak mempunyai bangunan Indis yaitu Pura Mangkunegaran yang masih berdiri dengan teguh. Pura Mangkunegaran ialah sebuah bangunan kerajaan Jawa sangat berpengaruh pada perkembangan serta peradaban dorongan masyarakat sampai saat ini. Selain bangunan yang masuk kebudayaan Eropa ada juga perabotan dari negara Inggris, Belanda dan Prancis. Namun tetap identik dengan bangunan Jawa.

Bagian Inti
  Pura Mangkunegaran adalah Istana resmi Kadipaten Mangkunegaran dan sekaligus tempat kediaman para Adipati Mangkunegaran. Bangunan ini berada disalah satu daerah, yaitu di Surakarta. Istana ini mulai dibangun pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said, setelah ditandatangani oleh perjanjian Salatiga. Setelah itu, Raden Mas Said diakui sebagai Pangeran Merdeka oleh wilayah otonom yang berstatus Kadipaten yang disebut dengan Praja Mangkunegaran.
  Awal berdirinya Mangkunegaran ialah konflik perebutan tahta antara para pewaris Mataram, setelah mereka bekerjasama dengan VOC, Pemberontakan dari keluarga ataupun pihak luar semakin sering terjadi. Salah satu yang terkenal adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Mas Said serta Mangkubumi.

Kesimpulan
  Perjanjian Giyanti yang menandatangani pada tanggal 17 Februari 1775, kekuasaan Mataram dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, Sultan Pakubuwono III menempati daerah Surakarta sedangkan Sultan Hamengkubuwono I memimpin daerah Yogyakarta. Tetapi, karena didalam perjanjian menyatakan bahwa Belanda memantau dan menanggulangi seluruh kegiatan politik kerajaan, salah satu keturunan Mataram adalah Raden Mas Said yang membatah isi dari perjanjian Gayati lalu melakukan pemberontakan. Sehingga pada tanggal 17 Maret 1957 diselenggarakan perjanjian Salatiga agar menentramkan pemberontakan tersebut. Dari perjanjian itu didirikanlah Pura Mangkunegaran pada tahun 1757. Pura Mangkunegaran didirikan oleh Mangkunegaran I selepas adanya perjanjian Salatiga. Pura Mangkunegaran yakni sebuah kerajaan Jawa yang sangat berdampak bagi perkembangan juga peradaban masyarakat Solo sampai saat ini.

Daftar Pustaka
Admin Pura Mangkunegaran (2020). Kesetaraan Perempuan di Mangkunegaran
 https://puromangkunegaran.com/kesetaraan-perempuan-di-mangkunegaran/
Admin Pura Mangkunegaran (2020). Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegoro VII
https://puromangkunegaran.com/kanjeng-gusti-pangeranadipati-arya-mangkunegara-vii-1916-1944/
Batik
Gaya Mangkunegaran (2020)
https://puromangkunegaran.com/batik-gaya-mangkunegaran/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun