UNDAGI 2025 diikuti oleh 133 peserta dari 11 kota di Indonesia dan dari berbagai kalangan, yaitu  mahaswiswa, pengrajin, praktisi kriya, akademisi, para empu, dan kriyawan lainya termasuk autodidak dan pengusaha industri kriya.
Tidak seperti UNDAGI pertama dan kedua yang disupport oleh Kementerian Pendidikan & Kebudayaan saat itu, UNDAGI ketiga ini diselenggarakan secara mandiri oleh para kriyawan, lanjut Agus Sriyono. Harapannya, Â UNDAGI selanjutnya dapat menjadi ruang kolaborasi antara Askrina dengan government (pemerintah) untuk mengembangkan dunia kriya, karena telah menjadi kewajiban pemerintah untuk itu.
Pada kesempatan kali ini Mas Wamen juga menanyakan, bisakah rekan-rekan kriyawan Askrina membantu membuat motif tenun di daerah NTT (Nusa Tenggara Timur? Spontan dijawab ketua UNDAGI Nurohmad, siap!. Karena Askrina mempunyai scope nasional, maka support untuk pengembangan kriya di manapun wilayah Indonesia, Askrina sebagai asosiasi nasional para kriyawan tentu siap mendukung.
Pada sesi akhir kunjungan, Mas Wamen menyatakan; sangat mendukung pada Pameran UNDAGI dan berharap selanjutnya dapat diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia, bisa di Jakarta, Bandung, Kalimantan, bahkan di NTT, karena UNDAGI mempunyai misi besar untuk pengembangan dan pelestarian budaya dan menjadi ruang ekspresi budaya di Nusantara. Di samping itu juga misi edukasi dan regenerasi untuk masyarakat di Indonesia, tandas Mas Wamen. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI