Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Dosen - Orang Biasa yang setia pada proses.

The all about creative industries world. Producer - Writer - Lecturer - Art worker - Film Maker ***

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Curatorial Trip #3 UNDAGI 2025; Tamakun dan batik yang bercerita

21 Oktober 2024   21:03 Diperbarui: 21 Oktober 2024   21:09 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokimen Askrina

Sabtu, 5 Oktober 2024. Selepas dari workshop Zaenuddin, kami lanjutkan menyusuri lorong-lorong sempit di Kota Batik, Pekalongan. Dan tibalah kami di sebuah rumah di antara padatnya kota Pekalongan.

Seorang pemuda di depan rumah menyambut kami. Tamakun namanya, dan biasa dipanggil Tama.

Setelah berkenalan dan saling sapa. Tama bercerita tentang awal mula dia menggeluti batik.

Sebelum menggeluti batik, tahun 2003 Tama memulai karirnya menjadi pelukis kain. Karir melukis ini ia jalani selama 3 tahun.

Kemudian pada tahun 2006, dia berkenalan dengan orang Korea yg sedang  kuliah di Universitas Satya Wacana Salatiga. Perkenalan itu terjadi saat orang Korea itu menonton performance art Tama tentang klaim negeri Jiran atas batik. Singkat cerita orang Korea itu mendukung aksi Tama dan bahkan sekarang menjadi klien bisnisnya.

Persaingan bisnis batik saat itu cukup ketat. Bajak membajak karya batik sudah menjadi hal yang biasa. Hingga agak sulit membedakan batik asli dengan batik bajakan.

Melihat situasi  yang kurang kondusif semacam itu, akhirnya Tama mengambil jalan lain, yakni mengkombinasikan antara lukis kain dengan batik. Dan munculah "batik lukis", karya Tama.
 
Dia selalu ingat pesan para sesepuh batik di Pekalongan, 'jangan kau hiraukan bajak-membajak karya batik, cuek saja dan teruslah berkarya.' Maka bermunculan ide-ide baru dan Tama pun melakukan beberapa eksperimen batik lukisnya.
 
Pembatik yang mempunyai talenta seni teater dan seorang komikus ini tetap fokus pada batik lukis hingga hari ini. Melalui perjalanan dari berbagai  bidang seni, pada akhirnya sampailah pada kesadaran spiritual hingga batik yang banyak orang mengatakan "BATIK, kalau dibalik kata itu menjadi = KITAB" maka dia berusaha untuk merealisasikan ide dari kata 'kitab'. Oleh karena itu akhirnya dia mengerjakan batik dengan referensi kitab Ramayana, Bible, dan saat ini sedang mengerjakan kitab Alquran.

Inspirasi karya dari nilai-nilai agama atau kitab suci  sebetulnya bukan hal yang baru. Karena pada dasarnya kreatifitas manusia selalu muncul seiring dengan aktifitas yang melingkupi hidupnya dan menjadi keyakinan yang ia pegang dalam perjalanan hidupnya.

Ada 2 karya yang ditunjukkan kepada kami waktu itu, yaitu Kisah Ramayana dan Kaligrafi Surat An-Nas dalam Al-qur'an.

Karya batik Ramayana yang ia cipta ini merupakan chapter #1 dari 7 (tujuh) chapter Babat Ramayana yang ada dalam kitab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun