"Kang, itu banyak orang menuju Balai Desa, ada apa ya?" Tanya Yu Surip pada Kang Ngatman, suaminya.
"Nggak tahu, Bu," Jawab Kang Ngatman sambil menyiapkan dagangan ciloknya.
"Itu pada mau divaksin, Mak." Sahut Subhan, anaknya.
"Vaksin apa?"
"Vaksin Covid, penyakit pandemi yang lagi disiarkan di tivi-tivi itu lho Mak..."
"Ooo..." Â Jawab Yu Surip sambil manggut-manggut.
"Lho Kang, Kata Pak Kyai Mukhlis, semua penyakit yang menyembuhkan kan Gusti Allah? Mosok kita takut sama penyakit? Kita kan hanya takut sama Gusti Allah to?!" Tanya Yu Surip.
Kang Ngatman tersenyum.
"Iya, semua yang ada di dunia ini yaaa ciptaan Gusti Allah, semua penyakit yang menyembuhkan juga Gusti Allah. Ini kan cobaan untuk kita semua. Vaksin itu bukan masalah takut atau tidak, Bu. Tapi divaksin itu ikhtiyar kita biar kebal terhadap penyakit itu. Dan itu tidak ada hubungannya dengan tingkat keimanan orang. Malah berikhtiyar itulah orang yang beriman, menurutku. Karena mau berusaha untuk mengatasi masalah penyakit, biar bisa beribadah kepada Allah dengan baik. Selain itu berdo'a untuk kesehatannya sendiri dan terhindar dari semua penyakit," jawab Kang Ngatman sambil siap-siap berangkat menjajakan ciloknya di sekolah-sekolah.
"Oo...gitu," kata istrinya.
"Ya sudah, aku berangkat kerja dulu. Sana, kamu ikut ke Balai Desa ikut daftar vaksin!" kata Kang Ngatman menyuruh istrinya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H