Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Dosen - Orang Biasa yang setia pada proses.

👉The all about creative industries world 👈 Producer - Writer - Lecturer - Art worker

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Vaksin

14 April 2021   23:35 Diperbarui: 14 April 2021   23:45 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kang, itu banyak orang menuju Balai Desa, ada apa ya?" Tanya Yu Surip pada Kang Ngatman, suaminya.

"Nggak tahu, Bu," Jawab Kang Ngatman sambil menyiapkan dagangan ciloknya.

"Itu pada mau divaksin, Mak." Sahut Subhan, anaknya.

"Vaksin apa?"

"Vaksin Covid, penyakit pandemi yang lagi disiarkan di tivi-tivi itu lho Mak..."

"Ooo..."  Jawab Yu Surip sambil manggut-manggut.

"Lho Kang, Kata Pak Kyai Mukhlis, semua penyakit yang menyembuhkan kan Gusti Allah? Mosok kita takut sama penyakit? Kita kan hanya takut sama Gusti Allah to?!" Tanya Yu Surip.

Kang Ngatman tersenyum.

"Iya, semua yang ada di dunia ini yaaa ciptaan Gusti Allah, semua penyakit yang menyembuhkan juga Gusti Allah. Ini kan cobaan untuk kita semua. Vaksin itu bukan masalah takut atau tidak, Bu. Tapi divaksin itu ikhtiyar kita biar kebal terhadap penyakit itu. Dan itu tidak ada hubungannya dengan tingkat keimanan orang. Malah berikhtiyar itulah orang yang beriman, menurutku. Karena mau berusaha untuk mengatasi masalah penyakit, biar bisa beribadah kepada Allah dengan baik. Selain itu berdo'a untuk kesehatannya sendiri dan terhindar dari semua penyakit," jawab Kang Ngatman sambil siap-siap berangkat menjajakan ciloknya di sekolah-sekolah.

"Oo...gitu," kata istrinya.

"Ya sudah, aku berangkat kerja dulu. Sana, kamu ikut ke Balai Desa ikut daftar vaksin!" kata Kang Ngatman menyuruh istrinya. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun