Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Dosen - Orang Biasa yang setia pada proses.

The all about creative industries world. Producer - Writer - Lecturer - Art worker - Film Maker ***

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Catatan Kecil untuk Film "Surat Kecil Untuk Tuhan"

6 Juli 2017   10:27 Diperbarui: 6 Juli 2017   11:39 3093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.republika.co.id

Untuk Bunga Citra Lestari, pemeran untuk Angel (dewasa), hanya satu kata: "Gila!", keren!!! Sangat menjiwai peran sebagai Angel. Bagaimana mengkolaborasi sebuah dialog, gestur dan dengan tangisan yang berkarakter. Sepertinya tak banyak artis yang berkarakter seperti dia. Saya yakin Dessy Ratnasari atau Neno Warisman dalam Film "Sayekti & Hanafi", juga bisa seperti itu. Siapa lagi?

Sound Ilustrasi film ini secara keseluruhan saya merasakan cukup baik saja. Karena terasa di awal terlalu "ramai" dengan lagu. Sehingga terasa kurang dinamis. Ini juga dirasakan oleh teman saya Ahmed Sinar, pencipta lagu dan arranger musik dalam diskusi semalam. Karena ritme dalam sebuah film, menurut saya lebih asyik jika sound illustrasi tidak melulu dengan tempo yang padat, tapi kombinasi padat, ringan dan pada titik tertentu perlu hening. Dinamika ini yang justru akan membawa suasana lebih dramatis.

Menurutku ending film ini terasa agak menggantung, antara happy dan tidak happy. Di satu sisi, Angel bahagia karena telah menemukan kejelasan jejak Anton yang telah 15 tahun tak jelas dan tak ketemu. Di sisi yang lain, dia puas telah berhasil memenjarakan Rudi sebagai biang kejahatan perdagangan anak. Tapi, apapun yang menjadi ending dalam film ini, sepertinya tidak begitu penting. Karena yang lebih penting adalah sejauh mana penonton bisa mengambil dan menangkap pesan moral yang dibawa oleh film ini. Salut untuk Falcon Pictures sebagai produser. Semoga selalu membuat karya yang penuh dengan pesan moral. Baik untuk nilai sosial kemanusiaan, moral, atau bahkan lingkungan!

Semua ini berdasarkan pemikiran dan rasa yang aku alami sebagai penikmat film dan sebagai pembelajar yang tak kenal lelah berproses. Mungkin saja berbeda analisa dengan teman-teman yang lain. Biasa sajalah, mari belajar terus dan tak mengenal lelah. Jika ada yang salah, mari saling mengingatkan dan berdiskusi secara keren dan bermartabat. ***

Wallahu a'lam,

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun