Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Biasa yang setia pada proses.

Lahir di Grobogan, 13 Mei 1973

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tahapan dalam Produksi Film (Bagian ke-3)

20 Juni 2017   23:04 Diperbarui: 21 Juni 2017   00:39 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen PT. Istimewa Creative Indonesia

Mari kita lanjutkan obrolan kita tentang Produksi Film bagian ke-3. Tentu dengan santai, dan boleh sambil ngopi. Biar asyik. ;)

Setelah tahap Pra-Produksi cukup matang, maka mari berangkat ke lokasi shooting bareng-bareng, biar guyub (rukun).

Kerja di bidang/dunia kreatif seharusnya penuh dengan suka cita. Tidak perlu dibawa stress. Karena kreatifitas membutuhkan fikiran-fikiran yang 'liar' untuk memenuhi dan mendatangkan kreatifitas.

Setelah sampai di lokasi shooting dengan damai, aman dan nyaman, jangan lupa istirahat sebentar jika lokasinya jauh dan membutuhkan energi yang lumayan banyak.

Setelah istirahat sejenak, beberapa langkah yang kita tempuh dalam memulai shooting adalah:

1. Persiapan setting property oleh Art-Director bersama tim-nya. Jika estimasinya membutuhkan beberapa hari untuk persiapan, maka Tim Art dan property harus menyiapkan jauh hari sebelum shooting day.

2. Gaffer dan divisi lighting menyiapkan Lighting, genset dan alat-alat yang lain. Perlu diposisikan dari sudut mana lampu harus dipasang, dan dengan lampu jenis apa yang dibutuhkan. Termasuk intensitas cahaya perlu diukur agar bisa selaras dengan scene-scene yang lain.

3. Sementara setting artistik dan lighting disiapkan, Wardrobe & make-up menyiapkan talent untuk didandani dan di-make-up sesuai dengan naskah. Tentu sebelum ini divisi Wardrobe telah konsultasi dengan Sutradara, apakah kostum yang akan dipakai sudah sesuai dengan yang dibutuhkan sutradara/naskah atau belum. Jangan sampai sudah masuk shooting day, bagian wardrobe salah menggunakan kostum pemain, sehingga harus mencari kostum penggantinya. Repot, kan?

Make-up film berbeda dengan make-up panggung. Dalam film make-up-nya lebih realist dan natural, tidak perlu ada penonjolan karakter yang signifikan. Kecuali drama musikal panggung yang difilmkan, semacam Film Mauline Rough. Karena penonjolan/stressing dalam film bisa dengan visualisasi gambar kamera. Bisa close-up atau dengan sudut-sudut pengambilan gambar tertentu bisa mewakili pesan yang akan disampaikan.

Make-up panggung perlu ada penonjolan-penonjolan karakter, karena untuk mengantisipasi space penonton yang demikian lebar dan jauh (penonton yang di belakang), agar tetap mengetahui gestur dan ekspresi para pemain.

4. Tim DOP (Director Of Photography), termasuk Tim Lighting dan Audio-man menyiapkan perangkatnya untuk pengambilan video dan audionya.  Jangan sampai ada alat yang tidak berfungsi atau error dalan pelaksanaan shooting.

Untuk mengantisipasi hal-hal demikian, seharusnya ada tahap Test Cam (Test Camera). Ini bisa merupakan tahap penyesuaian kompatibelitas alat dan gambar serta audio yang dihasilkan, apa sudah sesuai dengan yang diharapkan apa belum. Di samping itu perlu kesepakatan colouring sesuai konsep film yang dibuat.

Jika beberapa tahap ini telah dilakukan, maka langkah berikutnya adalah:

5. Sutradara beserta asisten Sutradara 2 (bagian adegan) menyiapkan pemain (talent) untuk siap acting di depan kamera.

Perlu finalisasi adegan (latihan) sebelum take shooting. Biar pada waktu shooting, sutradara tidak capek mengulang-ulang adegan. Di samping itu yang lebih penting adalah, biar shooting lebih efektif, hemat waktu dan otomatis hemat biaya juga.

Sebelum shooting dimulai, jangan lupa, lokasi diamankan dari kebocoran visual di kamera dan audionya. Semua harus silent! Ini penting, sebab kadang warga di sekitar lokasi tidak tahu kalau ada shooting, dan lewat begitu saja dengan motornya. Butut lagi! Bising, tauk! ;)

Location manager dan Kru lainnya juga bisa membantu meng-amankan lokasi, dengan mencegah warga untuk tidak lewat di sekitar lokasi shooting. Tapi yaa dengan sopan mestinya. Kita orang film harus sopan dan beradab. Biar warga juga baik sama kita. Di samping itu, biar besok-besok lagi kalau ada shooting lagi, warga 'welcome' sama kita. ;) Ok, brow?!

Setelah semua siap, monggo, silakan Sutradara meng-eksekusi take shooting.

Camera, rolling, audio, ...Action!!!

Nah, begitulah kira-kira step-step dalam Produksi film. Tapi sebelum menginjak pada bagian ke-3 (Post-Production), ada beberapa hal yang perlu saya tekankan pada waktu produksi film:

1. Dalam setiap pengambilan gambar (shooting) sebaiknya sutradara bersama editor selalu komunikasi dan diskusi di lapangan jika ada teknik-teknik khusus yang dibutuhkan editor dalam memenuhi visualisasi film. Kadang-kadang editor tidak ada di lapangan, karena menganggap pekerjaannya hanya di belakang meja dan menunggu pengambilan gambar dalam produksi film telah selesai. Ini sangat riskan jika dilakukan. Karena jika ada permintaan-permintaan trik khusus oleh editor, sedangkan sutradara beserta DOP dan kru-kru lain tidak tahu, bisa repot. Apalagi terkadang muncul improvisasi-improvisasi oleh sutradara dan perlu respons secara kreatif. Di samping itu untuk mengantisipasi jika ada hal-hal darurat yang perlu diselesaikan segera. Misalnya data rusak, perlunya blue screen, atau langkah-langkah lain yang harus dilakukan pada saat produksi yang sangat dibutuhkan dalam proses editor.

Maka komunikasi yang intens oleh sutradara & editor, bahkan dengan DOP dan bagian lain menjadi sangat penting. Ini semata-mata untuk efektifitas produksi film.

2. Editor bersama loader sebaiknya secara aktif menge-check file hasil shooting yang telah dilakukan, apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan? Atau mungkin ada pembenahan-pembenahan? Jika ada yang perlu diulang, bisa di re-takehari itu juga. Atau ada penyelesaian yang lebih baik.

3. Semua Tim Produksi (Kru Film) harus menjaga kebersihan lokasi shooting. Jangan sampai ada complainwarga. Tradisi menjaga kebersihan lokasi shootingharus dibudayakan, agar warga juga senang dengan adanya aktifitas kita.

4. Jika telah selesai pengambilan gambar, dan equipment & property ada yang sudah tidak dipakai lagi, sebaiknya segera dikembalikan. Agar tidak membengkak biaya sewanya.

5. Jangan lupa bersikap ramah dengan warga sekitar lokasi shooting. Biar terjaga hubungan baik dengan warga. Banyak saudara kan mendatangkan rejeki? ;)

Begitulah kira-kira tahapan-tahapan dalam Produksi Film.

Sampai jumpa di tulisan Bagian ke-4 (Post-Production).

Semoga bermanfaat. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun