Inilah sekelumit tentang bahasa simbol dalam sebuah film. Karena mestinya seorang pembuat film (film maker) tidak menyampaikan pesan-pesannya secara verbal dalam setiap adegan, tapi akan lebih cerdas jika memakai bahasa simbol dalam menyampaikan pesan pada penonton, agar penonton terstimulasi untuk cerdas pula dalam memaknai simbol-simbol tersebut.
Inilah mengapa dunia industri kreatif membutuhkan orang-orang 'gila' yang kaya dengan ide-ide liar dan tahan terhadap segala tantangan. Ini pula yang kadang-kadang menyebabkan produk kreatif menjadi 'mahal', padahal belum tentu demikian. Karena ide kreatif kadang bisa diwujudkan dalam media yang sederhana dan murah. Film pun bisa dibuat dengan hanya perangkat gadget. Apalagi sekarang telah banyak gadget yang bisa menghasilkan gambar yang cukup bagus untuk pembuatan film. Di samping itu untuk editingpun, beberapa aplikasi editor video telah tersedia di google playstore. Tinggal didownload, jadilah.
Yang menjadi catatan adalah bagaimana seorang film maker selalu mengasah kepekaan terhadap simbol-simbol visual/audio untuk menyampaikan pesan-pesannya dalam sebuah karya, agar film bisa memberikan makna yang lebih dan tidak sekedar gambar bergerak yang diiringi suara.
Bagaimanapun industri kreatif, khususnya film sangat dibutuhkan di era digital sekarang ini. Maka untuk perusahaan ataupun lembaga yang tidak mau "ketinggalan kereta," menggunakan media film/video menjadi kebutuhan yang sangat krusial dalam mengantisipasi kebutuhan efektifitas kerja, karena kreatifitasnya dan terutama kemudahannya menyampaikan pesan kepada publik.
Jika film telah menjadi budaya yang mentradisi, saya yakin industri kreatif di indonesia menjadi unggulan dan multiple effect-nya akan mendongkrak ekonomi secara massif!
Semoga bermanfaat. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H