Setelah sekian lama Tratag Budaya Estetik seperti diam, kini 'berbicara' lagi. Mencoba memicu diri untuk lebih kreatif dan 'bersuara' lagi dalam kemasan silaturrahmi.
Kami, Tratag Budaya Estetik yang berdiri sejak Tahun 1999 meneguhkan komitmen dan visi untuk berkarya dalam ranah seni-budaya untuk menyuarakan nurani, menajamkan intuisi dan imajinasi, mengkritisi, meski terkadang mentertawakan diri sendiri.
Mengambil nilai filosofi "tratag", di sebuah studio musik milik Mas Ambar Polah, komunitas Tratag Budaya Estetik menjadi tempat berkumpul, bernaung bersama para pelaku dan pekerja seni dalam mewujudkan karya-karyanya.
'Suara' kami pertama kali pada tahun 1999 di Gedung Auditorium IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bersama sahabat-sahabat Tim Relawan Yogyakarta dan Yogyakarta en-Clave, menghelat sebuah pertunjukan bertajuk "The Spirit Of Crisis #1". Tema ini adalah wujud respon kreatif atas krisis yang terjadi di Indonesia saat itu. Kami membawakan karya-karya untuk men-support semangat hidup dan spirit berkarya kepada khalayak, meski dalam kondisi bangsa sedang krisis multi dimensi.
Pada tahun 2002, kami kembali menggelar pertunjukan "The Spirit of Crisis #2", di Halaman depan Hotel Ambarrukmo Yogyakarta. Masih dengan semangat dan spirit yang sama, menyampaikan pesan moral untuk tetap semangat dalam berkarya di tengah kondisi bangsa yang kurang sehat.
Semangat kami dalam berkarya tak akan kendur meski situasi sedang blur. Kami tetap menyuarakan nurani, meski tak semua keinginan terakomodasi.
Pada kesempatan yang baik ini, kami mencoba melacak dan mencermati kembali karya-karya Mas Ambar Polah. Kami mencoba mengemas ulang, menarik benang merah tematiknya, dan memotret sejarah proses berkarya Mas Ambar sebagai pelajaran berharga bagi kami, dan sekaligus sebagai ucapan terimakasih kami kepada Mas Ambar Polah yang telah menemani dan mendukung kami dalam berkarya.
Mengapa SATU BENDERA? Salah satu karya Mas Ambar Polah yang kami anggap dapat memberikan spirit silaturrahmi dan semangat berkarya adalah karya berjudul "Satu Bendera". Dengan syair sederhana, namun kami berharap bisa membawa semangat untuk berkreasi, dan sekaligus spirit kesatuan nusantara yang setiap saat berpotensi tereduksi bahkan terdistorsi oleh anak bangsa sendiri.
Lagu "Satu Bendera" sendiri telah dibawakan di beberapa event nasional. Di antaranya adalah:
1. Pada Event Komitmen Kampanye Damai antar partai, bertepatan dengan event Pameran Furnicraft di JIExpo Kemayoran Jakarta, pada Bulan Maret 2004.
2. Pada Event Barindo di Prambanan pada Bulan April 2008.
3. Pada Event Munas Asmindo (Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) Tahun 2005 di Hotel Melia Purosani Yogyakarta.
4. Pada Event Munas Asmindo (Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) di Hotel Syahid Jakarta yang dihadiri Wapres Bapak Yusuf Kalla. Tahun 2010.
5. Pada Event Pembukaan Pameran IFFINA tahun 2013 di JIExpo Kemayoran Jakarta.
6. Konser Kolosal dalam rangka Hari Sumpah Pemuda, oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM pada Bulan Oktober 2015.
Dan beberapa event lainnya.
Maka harapan kami, Konser Satu Bendera-Nyanyian Ambar Polah bisa menjadi media bertemu muka di antara kita, menjadi ruang nostalgia bersama untuk berbagi cerita dan mengambil hikmah yang ada, sekaligus menjadi peristiwa yang menyampaikan pesan-pesan moral untuk meneguhkan persatuan Indonesia.
Dalam moment yang sangat baik ini karya-karya tersebut diaransemen ulang dan dibawakan oleh beberapa grup musik para sahabat Mas Ambar, dan selanjutnya kami mengajak saudara-saudara, para sahabat dan khalayak untuk menikmati bersama.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada Mas Ambar Polah dan keluarga, yang berkenan karya-karyanya kami kemas dan nikmati bersama. Kepada para sahabat Mas Ambar Polah (Bapak Robby Kusumaharta, Mas Djaduk Ferianto, Bapak Hari Dendi, Bapak Bambang Poladaya, Bapak Hery Subanar, Bapak Indro Kimpling Suseno, Bapak Triyanto, Bapak Hariyoso, Bapak Ustadz Ananto, Bapak Nugroho, Mas Dodik Precil, Bapak Panjul, Mas Indra Ing, Bapak Mansyur, Bapak Ustadz Wijayanto, Bapak Endarto, Bapak Rojali, Bapak Hery, Bapak Sugeng, Bapak Jarwo, Bapak Indratna, Bapak Kocil Bhirowo, Mas Sumar Kasongan) yang telah memberikan arahan dan kesaksian meski harus mengernyitkan dahi untuk mengorek memori yang telah lama tersembunyi.
Kepada seluruh grup musik dan penampil (KPJM, Balung Sempal Band, Rumah Seni Ernies, Lumaras Budoyo, Mas Bimo Wiwohatmo, Mas Jemek Supardi, Bapak Robby Kusumaharta, Bapak Endarto, dan Fafan & String Attack) yang berkenan membawakan lagu-lagu Mas Ambar ataupun karya sendiri sebagai wujud kecintaannya kepada Mas Ambar. Kepada Kepala Taman Budaya Yogyakarta. Kepada seluruh tamu undangan, kepada semua tim produksi yang telah bersusah payah mewujudkan perhelatan ini. Terimakasih.
Akhir kata, semoga moment ini menjadi spirit kita untuk tetap berkarya dan sekaligus menjelma menjadi do'a untuk kebaikan kita bersama.
Semoga bermanfaat. ***
TRATAG BUDAYA ESTETIK
Â
 Konser SATU BENDERA; Nyanyian Ambar Polah
3 Nop 2016 | Jam 19.30 wib.
Concert Hall Taman Budaya Yovyakarta
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H