Konsep yang saya kemukakan tentang wisata kreatif adalah upaya secara kreatif untuk menciptakan suatu obyek wisata dan sekaligus menciptakan stimulus daya tarik pengunjung wisata.
Upaya ini bisa berbentuk fisik, bisa pula non-fisik, atau kedua-duanya. Upaya fisik adalah respons kreatif terhadap alam atau suatu tempat untuk dijadikan obyek wisata. Misalnya membangun sebuah tempat bermain anak-anak secara kreatif dan cerdas. Atau mengubah suatu kampung atau desa dengan sentuhan seni-budaya. Bahkan menciptakan program menanam padi di sawah pun, meski belepotan lumpur, bagi orang perkotaan bisa menjadi wisata pedesaan yang sangat menarik.
Sedangkan upaya non-fisik lebih kepada suatu program yang menarik untuk diikuti oleh para wisatawan. Misalnya, wisata religi, di mana program ini berbentuk kegiatan-kegiatan bertemakan religius dengan sentuhan seni-budaya.
Saya yakin, Jogja sebagai gudang para seniman dan budayawan yang sangat kreatif bisa menciptakan wisata dengan pola kreatif seperti ini. Dan ini perlu didukung oleh penentu kebijakan (pemerintah), agar kreatifitas ini bisa lebih kuat dari sisi apapun. Jika ini berjalan dengan baik, Jogja Istimewa di bidang wisata Kreatif menjadi pilihan pola wisata yang sangat menarik bagi masyarakat wisatawan. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H