Zakat adalah salah satu dari lima pilar utama Islam dan merupakan kewajiban keuangan bagi umat Islam yang mampu untuk memberikan sebagian dari harta mereka kepada orang-orang yang membutuhkan. Secara bahasa, zakat artinya bersih atau suci. Dari pengertian zakat ini terkandung makna zakat membersihkan harta dari hak orang lain (mustahik) dan akan membuat harta bertambah sebagai berkah ibadah zakat. Allah Swt berfirman :
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka; dengan zakat itu kamu membersihkannya dan menyucikan mereka." (Q.S. At-Taubah: 103).
Zakat bukan hanya tindakan memberi sumbangan, tetapi juga merupakan wujud empati, solidaritas, dan tanggung jawab sosial dalam masyarakat muslim. Adapun zakat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu :
Baca Juga : Berzakat Menjadi Mudah, Melalui Layanan Jemput Zakat LAZ Al-Azhar
1. Zakat fitrah
Zakat fitrah adalah zakat wajib dikeluarkan semua muslim pada bulan suci Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3.5 liter (2.7 kg) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan seperti beras, gandum dan sejenisnya.
2. Zakat maal
Zakat maal adalah zakat harta yang wajib dikeluarkan seorang muslim sesuai dengan nisab dan haulnya. Nisab merupakan syarat minimum harta yang dapat dikategorikan sebagai wajib zakat. Sementara haul adalah masa kepemilikan harta sudah berlalu selama 12 bulan Qamariyah/tahun Hijriyah. Zakat jenis ini akhirnya melahirkan banyak jenis zakat di antaranya :
a. Zakat penghasilan
Zakat penghasilan merupakan zakat yang perlu dikeluarkan setiap kita mendapatkan penghasilan yang berupa harta atau uang. Zakat penghasilan wajib dikeluarkan ketika penghasilan seseorang sudah mencapai nisab senilai 85 gram emas dalam haul 1 tahun. Jika sudah mencapai nisab dan haulnya maka orang tersebut wajib membayar zakatnya sebesar 2.5 % dari penghasilannya.
b. Zakat tabungan