Mohon tunggu...
Em.Nurul
Em.Nurul Mohon Tunggu... Akuntan - Berhenti berfikir diri sendiri, mari berbagi

ngopi secangkir semangat untuk aksi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

G30S/PKI Sejarah yang Perlu Kita Ketahui

30 September 2024   18:18 Diperbarui: 30 September 2024   18:31 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

G30S/PKI: Sejarah Kelam yang Tidak Boleh Dilupakan.

Peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI) merupakan salah satu momen kelam dalam sejarah Indonesia. Terjadi pada malam 30 September hingga awal 1 Oktober 1965, gerakan ini diklaim sebagai upaya kudeta yang dipimpin oleh kelompok yang menamakan diri mereka Gerakan 30 September (G30S), yang dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam peristiwa tersebut, enam perwira tinggi Angkatan Darat dan satu perwira menengah diculik dan dibunuh.

G30S/PKI memiliki dampak yang sangat besar bagi Indonesia pada umumnya, baik dari segi politik, sosial, maupun militer. Peristiwa ini menimbulkan perubahan besar dalam pemerintahan dan menandai akhir dari kekuasaan Presiden Soekarno serta menjadi awal kebangkitan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto. Pada saat itu, terjadi pembantaian massal terhadap anggota dan simpatisan PKI yang dituduh terlibat dalam kudeta, dan diperkirakan ratusan ribu hingga lebih dari satu juta orang menjadi korban dalam rangkaian peristiwa tersebut.


Latar Belakang G30S/PKI.


Latar belakang G30S/PKI sangat kompleks dan melibatkan berbagai faktor politik yang memanas di Indonesia pada tahun 1960-an. Di bawah kepemimpinan Soekarno, Indonesia menerapkan kebijakan "Nasakom" (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) yang berusaha menyatukan tiga ideologi besar yang ada saat itu. Namun, hubungan antara Angkatan Darat, yang cenderung anti-komunis, dengan PKI yang semakin kuat di bawah perlindungan Soekarno, terus memburuk.

Pada saat itu, PKI adalah salah satu partai politik terbesar di Indonesia dan telah memiliki pengaruh signifikan dalam pemerintahan. Hal ini menyebabkan ketegangan yang tinggi antara PKI dan pihak militer, terutama Angkatan Darat, yang menganggap keberadaan PKI sebagai ancaman. Konflik ini mencapai puncaknya pada malam 30 September 1965, ketika sekelompok tentara yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung mengambil tindakan untuk menculik para jenderal yang dianggap sebagai anggota Dewan Jenderal yang dituduh akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno.

Kronologi Peristiwa.

Peristiwa G30S/PKI dimulai pada malam hari tanggal 30 September 1965. Kelompok yang menamakan diri mereka Gerakan 30 September menculik tujuh jenderal Angkatan Darat, di mana enam di antaranya dibunuh dan satu lainnya, Jenderal Abdul Harris Nasution, berhasil melarikan diri, meskipun putrinya tewas dalam proses tersebut. Para jenderal yang tewas kemudian dibawa ke Lubang Buaya, Jakarta, dan jasad mereka ditemukan di sebuah sumur tua beberapa hari kemudian.

Pada pagi hari tanggal 1 Oktober, G30S berhasil menguasai beberapa titik penting di Jakarta dan mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan untuk menyelamatkan negara dari ancaman Dewan Jenderal. Namun, pada sore hari yang sama, Mayor Jenderal Soeharto, yang kemudian menjadi Presiden Indonesia, berhasil mengambil alih kendali dari G30S. Pada tanggal 2 Oktober, situasi berhasil sepenuhnya dikendalikan oleh Angkatan Darat.

Dampak dan Akibat G30S/PKI.

Dampak dari G30S/PKI sangat luas dan signifikan. Pemerintahan Soekarno melemah dan akhirnya jatuh setelah Soeharto mengambil alih kekuasaan secara bertahap melalui serangkaian tindakan politik. Pada Maret 1966, Soekarno memberikan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) kepada Soeharto, yang memberi wewenang untuk memulihkan keamanan dan ketertiban di Indonesia. Hal ini menjadi titik awal transisi dari Orde Lama ke Orde Baru.

Soeharto, dengan dukungan Angkatan Darat, segera memulai tindakan pembersihan terhadap anggota dan simpatisan PKI. Terjadi pembantaian massal di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Jawa dan Bali. Jumlah korban dari tindakan ini tidak pernah diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan mencapai ratusan ribu hingga lebih dari satu juta orang. Tragedi ini menjadi salah satu pembantaian politik terbesar dalam sejarah dunia.

Selain itu, G30S/PKI juga meninggalkan dampak psikologis yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. Selama Orde Baru, narasi resmi yang menyalahkan PKI sebagai dalang tunggal di balik peristiwa ini terus diajarkan di sekolah-sekolah dan menjadi bagian dari propaganda pemerintah. Film "Pengkhianatan G30S/PKI" menjadi alat untuk menanamkan narasi tersebut kepada generasi muda.

Kontroversi dan Interpretasi Sejarah.

Peristiwa G30S/PKI hingga kini masih menjadi topik kontroversial di Indonesia. Ada banyak teori konspirasi mengenai siapa sebenarnya dalang di balik peristiwa ini. Beberapa sejarawan menyebut bahwa PKI memang terlibat, namun ada juga yang berpendapat bahwa peran Soeharto dan Angkatan Darat dalam memanfaatkan situasi ini untuk merebut kekuasaan tidak bisa diabaikan. Selain itu, keterlibatan pihak asing, seperti Amerika Serikat dan Inggris, yang khawatir terhadap penyebaran komunisme di Asia Tenggara, juga sering disebut sebagai faktor penting dalam peristiwa ini.

Reformasi pada tahun 1998 membuka peluang untuk mengevaluasi kembali sejarah G30S/PKI. Banyak pihak yang menuntut agar sejarah ditulis ulang berdasarkan penelitian yang lebih objektif dan komprehensif. Mereka juga menuntut rehabilitasi terhadap korban yang selama ini dikucilkan atau mendapatkan stigma sebagai "anggota PKI".

Poin pentingnya yg perlu kita ketahui.
G30S/PKI iyalah peristiwa penting yang mengubah arah sejarah Indonesia secara drastis. Kejadian ini tidak hanya menandai jatuhnya Soekarno dan kebangkitan Soeharto, tetapi juga menimbulkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia, baik karena kekerasan yang terjadi maupun karena pengaruh propaganda politik selama bertahun-tahun. Penting bagi kita semua untuk mempelajari dan memahami peristiwa ini dengan pandangan yang kritis agar kejadian serupa tidak terulang dan agar kita bisa menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun