Tulang ikan adalah salah satu penyumbang limbah perindustrian perikanan dan rumah tangga. Sayang sekali jika tulang ikan dibuang dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Â Tahukah mom's? Tepung dari tulang ikan memiliki kandungan protein, lemak tak jenuh, kalsium dan fosfor yang tinggi dibandingkan dari tepung terigu pada umumnya.Â
Manfaatkan tulang ikan untuk diolah menjadi tepung. Pemanfaatan jadi tepung ini memiliki dampak yang baik bagi kita dan lingkungan. Â Dampak yang baik bagi diri sendiri dan lingkungan tuch apa aja sih? Dampak baik untuk diri sendiri yaitu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan menjaga kesehatan tubuh, mengurangi pengeluaran biaya dan bisa menjadi peluang untuk bisnis.Â
Nah kalo dampak bagi lingkungan tuh apa? Lingkungan menjadi terasa bersih dan sehat apabila berkurangnya limbah. Ingat Pengurangan limbah harus diri kita sendiri yang mulai tidak harus menunggu siapa yang mulai.
Berikut ini cara mengolah tulang ikan menjadi tepung  menurut Darmawangsa et al (2018) dalam Pangestika et al (2021) :
- Rebus tulang ikan selama 30 menit
- Kemudian dinginkan dan dicuci menggunakan air bersih yang mengalir (pemisahan daging yang masih melekat ditulang)
- Jemur menggunakan sinar matahari selama 5 jam, setelah itu dilunakkan menggunakan panci presto selama 2 jam
- Cuci Kembali untuk menghilangkan lemak yang masih menempel pada tulang
- Selanjutnya tulang ikan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 125oC selama 1.5 jam
- Langkah selanjutnya, tulang ikan dihaluskan dengan menggunakan blender,Â
- Terakhir, disaring dengan ayakan ukuran 80 mesh.
Tepung ikan dapat dimanfaatkan seperti tepung pada umumnya. Mom's bisa manfaatkan tepung dari tulang ikan ini menjadi bahan kue brownies, kue kering, bakwan jagung, dan makanan yang menggunakan bahan tepung. Jadi gimana mom's tertarik untuk mengolah tulang ikan menjadi tepung dan tertarik untuk memulai bisnis ini.
Sumber : Pangestika W, Putri FW, Arumsari K. 2021. Pemanfaatan Tepung Tulang Ikan Patin dan Tepung Tulang Ikan Tuna. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 9(1): 44-55.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H