Harga diri atau yang dalam bahasa inggris biasa disebut dengan self-esteem. Harga diri merupakan pandangan akan kemampuan diri sendiri atau perasaan bahwa diri anak layak.Â
Perkembangan akan harga diri  pada anak muncul sangat awal. Oleh karena itu, peran orangtua dalam membangun akan rsa harga diri pada anak sangatlah penting. Orangtua memiliki pengaruh yang sangat rawan (besar) dalam kehidupan seorang anak. Apapun yang orangtua lakukan, katakan dapat mempengaruhi anak -merupkan peniru ulung-  dan bagaimana orangtua dapat membuat si anak merasakan dampak dari proses berpikirnya.
Harga diri merupakan sebuah kebutuhan yang harus diterima anak. Seorang anak akan membutuhkan rasa dihormati dan rasa kasih sayang dan rasa diterima di lingkungannya. Anak yang memiliki rasa akan harga diri, maka kepercayaan diri akan dirinya layak akan berkembang. Sehingga ia mampu mengatasi mengatasi kesalahan dan menyelesaikan tugas mereka sendiri, mereka akan merasa diberdayakan dalam menyelesaiakan tantangan hidup maupun tugas yang ia peroleh. Oleh karena itu, peran orangtua dalam membangun akan harga diri pada anak sangatlah penting. Betikut cara-cara yang dapat dilakukan orangtua dalam membangun harga diri anak:
1. Berikan rasa cinta anda terhadap anak dengan cara peluk atau cium mereka ketika anda berbicara kata-kata baik. Jangan lupa ucapkan terimakasih, apabila anak anda melakukan perilaku yang baik sperti " Terimakasih sudah mengambil karayon yang jatuh tanpa di minta". Dengan anda melakukan hal tersebut, anak akan merasa bahwa usahanya di dukung dan disetujui.
2. Fokuslah pada kekuatan anak jangan terhadap kekurangan anak. Berikan dorongan dan bantuan anda agar mereka menggunakan bakatnya tanpa ada rasa malu. Pada waktu yang bersamaan bantu anak mengidentifikasi kelemahannya dan bantulah anak mencari solusi untuk mengatasinya. Hargai pencapaian anak, besar atau kecil, kesalahan maupun keberhasilan anak. Seperti " Lihat! Nak, kamu bisa mengikat tali sepatumu sendiri" (tanpa menyebutkan ada lubang tali yang terlewat). Akui juga pencapaian sikap anak "aku bisa melakukannya", hal tersebut merupakan komponen utama dan paling penting dari rasa harga diri anak. Sehingga anak merasa dihargai.
3. Mendorong anak untuk suskses memang baik, tapi keberhasilan tidak selalu berpihak kepada anak. Berikan pengertian terhadap anak, bahwasannya terkadang gagal itu tidak papa dan hidup itu tidak harua selalu berhasil. Serta ajari anak untuk menerima kegagalanya dan biarkan anak mengerti bahwa kesuksesan itu  bukanlah ukuran nilai. Seperti " Sudah-sudah tidak usah menangis, tidak apa-apa kalah" . Disaat perlakuan anda seperti itu, anak anda akan mulai bercerita kenapa dirinya bisa kalah, sehingga anda dan anak anda secara bersama-sam dapat mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut dikedepannya. Jangan sekali-kali anda memarahi anak anda apabila melakukan kegagalan.
4. Belajari anak akan keterampilan baru. Belajar akan keterampilan baru akan memberdayakan mereka, bahkan dari hal yang terkecil seperti mencuci piring, menanam. Karena dari hal-hal kecil tersebut dapat meningkatakan rasa akan harga diri mereka sampai batas tertentu.
5. Biarkan anak memilih, jangan paksa anak untuk memilih apa yang anda ingiinkan. Memiliki kekuatan untuk memilih merupakan perasaan yang baik. Hal tersebut akan mengajari anak tentang tanggung jawab dan resiko dari apa yang anak pilih.
6. Berikan kesempatan pada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Apabila anak mendapati masalah, sebagai orangtua janganlah menyelesaikan masalah mereka. Biarkan anak anda menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri.
7. Berikan kesempatan apabila anak anada ingn mencoba hal-hal yang baru. Jika anak anda memiliki minat dalam bidang olahraga, musik, keterampilan yang baru dan lain sebagainya, janganlah anda berkecil hatai. Tetapi berikan dorongan dan dukungan kepada mereka, agar mereka mencoba dan mengalaminya sambil didiklah mereka tentang resiko dan hasil daru apa yang mereka coba dan alami.
Itulaha beberapa cara aw untuk membangun harga diri anak. Semoga bermanfaat bagi pembaca. Sampai ketemu ditulisan betikutnya.
Sumber:
http://www.youtube.com/playlist?list=WL
Allen, K. Eileen & R. Marotz, Lynn. (2010). Profil Perkembangan Anak p
pra Kelahiran Hingga Usia 12 Tahun: Edisi 5. Jakarta: PT Indeks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H