Mohon tunggu...
Humaniora

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual pada Anak Usia Dini

8 Desember 2017   07:37 Diperbarui: 8 Desember 2017   08:38 8587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstract

Spiritual intelligence is very important to humans. Humans who have their spiritual intelligence can find the happiness and meaning of life. Therefore, educators must first understand, recognize and explore the spiritual intelligence, so that educators can introduce and develop the intelligence in children with ease and good.

Abstrak

Kecerdasan spiritual sangatlah penting bagi manusia. Manusia yang memiliki kecerdasan spiritual mereka dapat menemukan kebahagiaan dan makna dari kehidupnya. Oleh karena itu, para pendidik harus lebih dahulu memahami, mengenali dan mempelejari kecerdasan spiritual, sehingga pendidik dapat mengenalkan dan mengembangkan kecerdasan tersebut pada anak dengan mudah dan baik.

Kata kunci: Pengembangan, Kecerdasan Spiritual, Anak Usia Dini

  • Pendahuluan
  • Era milenial sekarang ini sangatlah memprihatinkan kita, karena banyak spiritual anak yang sangat merosot. Krisis ini terjadi tidak hanya pada kalangan masyarakat saja, tetapi hampir terasa pada seluruh tingkatan kehidupan. Bisa dilihat, banyak manusia sekarang ini yang terlibat dengan narkoba, minuman keras, kekerasan dalam pergaulan, kriminalitas, bullying, bolos sekolah, menghina dan tak segan untuk tidak mematuhi dan menghormati orangtua, bahkan ada yang membunuh orangtua sendiri. Hal ini terjadi karena kurang kuatnya penanaman nilai-nilai spiritual dalam diri anak sejak ia masih menginjak usia 0-6 tahun.
  • Kasus-kasus diatas bisa terjadi dimana dan kapan saja. Pelakunya bisa dari kalangan atas ataupun bawah, pejabat maupun guru atau dosen, bahkan pelajar. Di era milenial ini banyak pelajar yang terlibat dengan kasus-kasus yang telah disebutkan diatas, seperti tawuran antar pelajar, bolos sekolah bahkan narkoba. Hal tersebut merupakan tanda-tanda dari kurang kuatnya spiritual dalam diri seseorang. Di dalam spiritual akan menumbuhkan sikap yang baik, bahwasannya semu tindak laku umat manusia akan di awasi oleh Tuhan yang Maha Esa.
  • Penanaman kecerdasan spiritual disini sangatlah berperan penting, karena dengan penanamankecerdasan spiritual akan membentuk karakter manusia ke depannya. Dengan spiritual pula manusia dapat menemukan makna kehidupannya. Penanaman kecerdasan spiritual dapat dilakukan pada anak usia dini. Penanaman kecerdasan ini, bisa dilakukan melalui pendidikan pengembangan kecerdasan spiritual dalam berbagai hubungan. Pendidikan ini mendidik anak dalam berhubungan dengan Sang Pencipta (Tuhan), orang lain dan dengan alam (Siswanto, 2010). 
  • Kecerdasan spiritual  merupakan kecerdasan jiwa. Ia dapat membantu manusia menyembuhkan dan membangun dirinya secara utuh. Kecerdasan spiritual ini berada dibagian diri yang paling dalam yang berhubungan langsung dengan kearifan dan kesadaran yang dengannya manusia tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada tapi manusia secara kreatif menemukan nilai-nilai yang baru (Farihah, 2015).
  • Menurut peraturan presiden republik Indonesia nomor 60 tahun 2013 tentang pengembangan anak usia dini holistik integrativ memutuskan bahwa yang di maksud anak usia dini adalah anak yang sejak ia di dalam kandungan sampai ia menginjak usia 6 tahun yang dikelompokkan atas janin dalam kandungan sampai lahir, lahir sampai dengan usia 28 hari, usia satu tahun sampai dengan 24 bulan, dan usia 2 sampai 6 tahun.
  • Individu yang sejak lahir didekanalkan dengan agama, akan berbeda dengan individu yang tidak dikenalkan agama. Mereka yang lebih mengenal agamanya pasti spiritualnya akan lebih baik dari pada yang tidak mengenal. Pendidikan agama yang diajarkan di dalam keluarga akan tertanam dan berkembang dalam diri anak maupun keluarga tersebut.
  • Berdasarkan uraian diatas peniliti tertarik untuk meneliti bagaimana upaya mengembangkan kecerdasan spiritual serta pengaruhnya terhadap anak usia dini.
  •  
  • Tujuan dan Manfaat Penelitian
  • Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini dan sipa saja yang berperan di dalamya, dan bagaimana pengaruh kecerdasan pada nak usia dini tersebut.
  •  
  • Hipotesis Penelitian
  • Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu hipotesis mayor dan minor, rumusan hipotesis mayor tersebut yaitu adakah pengaruh kecerdasan spiritual pada anak usia dini. Dan hipotesis minor yaitu terdapat pengaruh kecerdasan spiritual pada anak usia dini di Pondok Pesantren Salafiyah Biharu Bahri Asali Fadlailir Rahma

Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi:

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall dalam bukunya Abd Wahab & Umiarso, kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna di bandingkan dengan yang lain (Zohar & Marshall, 2011). 

Dengan kata lain, orang yang cerdas secara spiritual adalah orang yang mampu mengaktualisasikan nilai-nilai Ilahiah sebagai manifestasi dari aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mempertahankan keharmonisan dan keselarasan dalam kehidupannya sebagai wujud dari pengalamannya terhadap tuntunan fitrahnya sebagai makhluk yang memiliki ketergantungan terhadap kekuatan yang berada di luar jangkauandirinya, yaitu Sang Maha Pencipta  (Wahab & Umiarso, 2011).

Jadi,  kecerdasan spiritual adalah kecerdasan dimana seseorang dapat memaknai kehidupannya dan mampu memecahkan perso'alan dalam kehidupannya.

Anak usia dini merupakan skelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan unik. Anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi, yang tercakup dalam kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan agama (RQ), sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini (Fauzi & Subihat, 2016, p. 43)

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mengarah pada penelitian lapangan dan pengamatan peneliti serta menemukan literature-literature terdahulu yang telah melakukan penelitian terlebih dahulu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara mengembangkan dan pengaruh kecerdasan spiritual pada anak usia dini.

Hasil dan Pembahasan

Menurut (Jalaludin, 2014) berdasarkan penelitian, anak yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi, rasa ingin tahunya semakin besar, sehingga memiliki dorongan untuk selalu belajar serta memiliki kreativitas yang tinggi pula. Kecerdasan spiritual dapat ditumbuhkan pada anak dengan cara membersihkan hatinya lebih dahulu. Dengan hati yang bersih maka aktivitas yang lainnya akan menjadi lebih mudah. 

Menurutnya untuk mengotimalkan kecerdasan spiritual pada anak dapat dilakukan dengan cara: Pertama, membantu anak untuk merumuskan tujuan hidupnya, baik tujuan hidup jangka pendek maupun tujuan hidup jangka panjang. Kedua, sesering mungkin orangtua menceritakan kisah-kisah yang agung, kisah yang menarik dan mengesankan, seperti kisah para Rasul, atau pahlawan lainnya. Ketiga, mendiskusikan segala persoalan dengan perspektif ruhaniyah. Keempat, sering melibatkan anak dalam ritual kegaamaan, seperti dilatih sejak kecil untuk sholat berjamaah bagi anak laki- laki, selalu membaca doa, dan yang terpenting adalah pemaknaan dari kegiatan tersebut. 

Kelima, membawa anak kepada orang yang menderita dan kematian. Mengunjungi orang yang menderita akan membuat anak peka terhadap sesama sehingga mendorong anak untuk berbuat baik terhadap orang lain. Keenam, bacakan puisi atau lagu-lagu yang spiritual dan inspirasional. Ini yang disebut spiritual intelligence (SI)). SI harus dilatih, dan salah satu caranya ialah menyanyikan lagu-lagu keagamaan (nasyid) atau membacakan puisi-puisi.

Ketujuh, bawa anak untuk menikmati keindahan alam. Bawalah anak-anak pada alam yang relatif belum banyak tercemari. Ajak mereka menjelajahi puncak gunung, rasakan udara yang segar dan sejuk, dengarkan burung-burung yang berkicau, nikmati deburan ombak di pantai dan seterusnya. Sediakan waktu khusus bersama mereka untuk menikmati ciptaan Tuhan.

Untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini yang tinggal di Pondok Pesantren Salafiyah Biharu Bahri Asali Fadlailir Rahma yaitu; dengan mengajak anak untuk melakukan sholat berjama'ah, membelajarkan anak laki-laki untuk adzan, dan melaksanakan sholawat nabi dengan cara berkunjung kerumah anak setiap hari Jum'at, melakukan pelatihan al-banjari pada hari Minggu, dan membiasakan anak membaca do'a sebelum melakukan kegiatan.

Pengembangan yang dilakukan memberikan pengaruh pada anak di Pondok Pesantren Salafiyah Biharu Bahri Asali Fadlailir Rahma yaitu; anak menjadi terbiasa dan paham dalam melakukan ibadah dan sedikt paham bahwasannya ibadah sholat itu wajib. Anak terbimbing untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan. Mengingatkan pada anak bahwa kematian itu bisa kapan saja dating. Dan mengerti bahwa berkunjung kerumah-rumah itu mendekatkan dirinya dengan temannya dan menjaga hubungan baik dengan anak pemilik rumah.

  • Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi uraian diatas bahwasanya mengenalkan dan memahamkan  kecerdasan spiritual sejak dini sangatlah penting bagi anak usia dini. Dengan adanya pengenalan serta pemahaman kecerdasan spiritual, anak perlahan dapat mengenali Tuhannya, engetahui maksud dari hidupnya di dunia ini dan perlahan dapat menemukan tujuan dan kebahagiannya. Oleh karena itu, pendidik ataupun orangtua hendak lebih memahami kecerdasan spiritual, sehingga mereka dapat menstimulus anak terhaap kecerdasan spiritual dengan baik. Dengan adanya pengenalan yang lebih optipmal diharapkan dapat terbentuknya karakter yang spiritual pada anak sehingga dapat membangun bangsa yang lebih baik dari generasi sebelumnya.

Daftar Pustaka

Farihah, I. (2015). Pengembangan Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Islam Terpadu Az-Zahra Majenang Cilacap. Skripsi, 4.

Fauzi, A., & Subihat, I. (2016). Pengembangan Kecerdasan Spiritual Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Pra Sekolah. Saintifika Islamica: Jurnal Kajian Keislaman, 43.

Fiah, R. E. (2014). Mengembangkan Potensi Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini Implikasi Bimbingannya. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 96-98.

Jalaludin, R. (2014). SQ for Kids : Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Sejak Dini. In J. B. Konseling, Mengembangkan Potensi Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini Implikasi Bimbingannya (p. 100). https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli.

Siswanto, W. (2010). Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak, cet 2. Jakarta : Amza.

Tasmara, T. (2011). Kecerdasan Ruhaniyah (Transcendental Intelligence). In A. Wahab, & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual (p. 50). Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Wahab, A., & Umiarso. (2011). Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. Yogyakarta: AR RUZZ MEDIA.

Zohar, D., & Marshall, I. (2011). Spiritual Capital: Memberdayakan SC di Dunia Bisnis, Terj. Helmi Mustofa. In A. Wahab, & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual (p. 49). Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun