Mohon tunggu...
Nurul Mahmudah
Nurul Mahmudah Mohon Tunggu... Guru - Generasi Sandwich Anak Kandung Patriarki

Si sanguinis yang sering dibilang absurd. Aku tukang rebahan yang berharap bisa memberikan perubahan untuk Negara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Say No To "Toxic Parents", Orangtua Harus Belajar Mendengarkan

7 Mei 2023   12:14 Diperbarui: 7 Mei 2023   12:21 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Nurul Mahmudah

Kita memiliki opsi untuk berkomunikasi dengan anak, dan mencari tahu darimana ia mempelajari itu semua, baru deh kita bisa beri pemahaman kea nak bahwa apa yang ia lakukan/ucapkan itu salah. Jadi anak mengerti letak kesalahan dan mendapat pelajaran untuk kedepan tidak mengulangi hal yang serupa. Ingat rumus : "Semakin dilarang, semakin dikerjakan", maka yang terbaik itu larangan harus disertai dengan penjelasan yang mudah dipahami anak.

3. Terima Kekurangan Anak dengan Bijak.

Masih banyak banget ketemu orangtua yang membanding-bandingkan progress tumbuh kembang anaknya dengan anak yang lain. Anak anak juga manusia seperti kita, jadi wajar kalau banyak kekurangannya. Dengan segudang kekurangan yang nampak di mata kita, bukan berarti anak tidak memiliki kelebihan loh. Coba deh ayah bunda menerima dulu segala kekurangan anak, maka akan terlihat banyak potensi lain yang tersembunyi, itu lah yang harus kita gali, sekaligus tugas besar kita sebagai orangtua.

4. Normalisasi Emosional Anak.

Anak adalah manusia sama halnya dengan kita, hanya berbeda umur saja. Kalau orang dewasa boleh melampiaskan emosinya, kenapa anak-anak tidak boleh?. Kalau nanti orangtua menemukan anaknya dalam emosi yang tidak baik seperti tantrum, atau marah dengan diam seribu Bahasa, coba berikan ia waktu utnuk memproses emosinya dulu ya aybun. Usia anak adalah usia eksplorasi, jadi yang harus kita lakukan bukan menekan emosi anak, tapi mengajarkan mana emosi yang baik dan mana emosi yang buruk. 

Tentunya setelah posisi anak tenang ya. Intinya adalah komunikasi, apapun yang dirasakan oleh anak harus dipahami oleh orangtua sehingga lebih mudah untuk memberikn pemahaman bagaimana cara anak bersikap kedepannya. Jangan dibiarkan, jangan juga ditekan emosinya.

5. Tidak Memaksa Anak untuk Balas Budi.

Siapa yang membawa anak ke dunia?. Yaps, betul. Rangtua lah yang memutuskan untuk melahirkan anak ke dunia. Jadi siapakah yang memiliki kewajiban untuk memastikan kehidupan seorang anak itu nyaman?, tentu jawabannya juga orangtua dong ya. Kalau aku menggunakan konsep ini : "Setiap orangtua harus bertanggungjawab kepada anaknya, dan anak akan bertanggungjawab kepada anaknya nanti". Jadi tidak akan ada yang namanya generasi sandwich.

Tugas orangtua sejak kelahiran anaknya adalah memastikan bahwa kedepan anaknya bisa menjadi orangtua yang baik dan bertanggungjawab pula kepada anak-anaknya. Sesuai Bahasa turun temurun, jadi menyiapkan kehidupan yang aman dan layak bagi anak adalah wajib, dan itu harus dilakukan turun temurun. Antara kehidupan orangtua dan anak tidak berlaku rumus rantai kehidupan yang akan berputar kembali keatas, dan tidak berlaku juga rumus symbiosis untuk saling menguntungkan dalam hal materi, tapi menggunakan rumus turun temurun. Mencetak anak dengan kepribadian baik dan matang secara social untuk generasi yang lebih mapan dan maju kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun