Mohon tunggu...
Nurul Lubis
Nurul Lubis Mohon Tunggu... -

Africa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Being Single and Happy... Why Not?

6 Januari 2012   09:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:15 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat saya Josephine, yang berumur 39 tahun, hingga saat ini belum menikah. Dia selalu berkata, “Aku tak peduli apa kata orang tentang statusku. Aku hanya tak mau asal menikah dengan orang yang tak kucintai. Dan aku yakin, aku akan menemukannya suatu saat nanti. Dan aku akan menikah, tak peduli setua apa pun umurku,”

Seorang kolega di kantor, sebutlah namanya Veronica, berumur 42 tahun. Beliau ini seorang Chief dari sebuah departemen di organisasi tempatku bekerja. Jabatan yang sangat wah. Cantik sekali, ramah, baik, selalu ceria dan belum menikah. Dilihat secara kasat mata, tentu kita heran mengapa tak ada lelaki pendamping hidupnya. Di satu perbincangan kami, dia berkata, “Jangan pernah merasa malang hanya karena kita belum menikah. Aku memang ingin menikah. Namun, jika menurut Tuhan belum saatnya untuk menikah, aku menerima saja. Bukan berarti aku harus menangisi diri,”

Seorang sahabat yang lain, Vita, menikah di usia 38 tahun. Dia sangat mencintai suaminya, dan selalu bersyukur. Dia selalu berkata, “Aku tak pernah menyesal menikah terlambat. Aku mendapatkan Ken, pria paling sempurna yang pernah kutemui. Menunggu bertahun – tahun rasanya sepadan dengan kebahagiaan yang kudapatkan saat ini. Bayangkan jika aku tak putus dan jadi menikah dengan si Anu, mantan pacar yang sebenarnya tak terlalu kucintai. Mungkin, aku sudah punya status baru hari ini. Janda.”

Well, Saya tidak menikah dengan pria karena ketampanan wajahnya. Karena kekayaannya. Karena kemapanannya dan segala asetnya.

Saya ingin menikah dengan lelaki yang saya cintai. Yang bisa menerima kekurangan saya. Yang mengakui kelebihan saya. Yang bisa saya ajak untuk berdebat, bertengkar dan berdiskusi untuk masalah – masalah yang ada di dunia ini. Yang mengerti dengan ide – ide gila di kepala saya. Yang bisa mengingatkan saya jika saya salah. Dan selalu menerima jika saya memberikan kritikan atas kesalahan yang dilakukannya. Seorang yang bisa mengambil keputusan, namun tetap mempertimbangkan saran – saran saya. Yang menganggap saya adalah seorang istri, yang bisa dijadikan sahabat untuk berbagi. Bukan hanya seorang ‘mannequin’ untuk dipertontonkan kepada orang banyak.

Saya memang ingin menikah. Namun, bukan berarti karena saya belum menikah, maka dunia serasa hancur. Dunia tidak kiamat hanya karena saya belum menikah. Untuk urusan ini, saya akan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan.

Bukannya saya tak berusaha. Saya tidak mengurung diri di dalam rumah. Saya berusaha aktif untuk bergaul dan bersosialisasi. Saya menghadiri pesta – pesta dengan harapan akan dipertemukan dengan Mr. Right saat berada disana. Saya bergabung di klub olah raga untuk menambah kolega dan kenalan.  Namun, memang belum saatnya bagi saya untuk merubah status Single menjadi Married.

Namun saya tidak kecewa. Saya yakin, memang belum saatnya. Saat ini, mungkin sudah digariskan bagi saya untuk menikmati saat – saat menjadi single. Membagi kebahagiaan saya dengan keluarga saya. Menikmati kebahagiaan saya untuk mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Melihat sisi – sisi dunia lain beserta keunikan orang – orangnya. Jika saya memang belum berjodoh, saya juga sudah punya rencana – rencana dalam kepala saya untuk membuat hidup saya lebih berarti daripada menangisi sang jodoh yang tak kunjung datang.

Begitupun, saya yakin, saatnya akan tiba, soon or later. Tuhan akan mempertemukan saya dengan Mr. Right. At the Right Place and at the Right Time. Sambil menunggu saat itu tiba, saya akan menikmati hidup saya. Being Single and Happy.

http://nurulfitrilubis.wordpress.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun