Mohon tunggu...
Nurul Qomaria
Nurul Qomaria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakter Umar bin Abdul Aziz dalam Berdiplomasi Meredam Golongan Oposisi Pemerintah pada Masa Umayyah

20 September 2022   10:35 Diperbarui: 20 September 2022   15:35 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source picture: Google.com

Nama lengkapnya adalah Abu Hafash Umar ibn Abdul al Aziz ibn Marwan al Amawiy, yang lahir pada tahun 63 H (683 M), atau yang bias akita dengar sebagai Umar bin Abdul Aziz. Umar bin Abdul Aziz merupakah salah satu khalifah yang pernah menjabat pada masa Umayyah. Tercatat sebagai khalifah yang bijaksana dan adil dalam memperlakukan rakyatnya. Dan tak sedikit literatur yang mnyebutkan bahwa pada masa kepimpinan Umar diliputi suasana damai, dan sejahtera dari pertumpahan darah.

Dari belasan khalifah yang memimpin pada Masa Umayyah, Umar bin Abdul Aziz dalam kepemimpinannya mencoba mengambil kebijakan yang berserbrangan dengan khalifah-khalifah sebelumnya. Sehingga pada masanya Umar masayarakat pada saat itu merata dalam kondisi Makmur, dan stabil dalam bidang politik.

Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin yang shaleh, zuhud dan wara’ tapi berjihad. Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli sejarawan tentang Riwayat ringkas Umar bin Abdul Aziz mengenai karakter beliau adalah sebagai berikut:

Tidak berambisi mengejar pangkat dan kedudukan

Sederhana dalam memakai kendaraan

Sederhana dalam berpakaian dan makanan

Sangat teliti terhadap apa-apa yang dimakan, dinimun dan yang akan dipakainya

Tidak menerima hadiah (A.N, 1977)

Umar bin Abdu Aziz merupakan salah seorang khalifah yang dikejar oleh jabatan, walaupun ia tidak mengharapkan atau berusaha untuk tidak mendapatkannya. Bahkan ia sangat ingin menjauh daripadanya. Menurutnya jabatan tersebut merupakan ujian yang berat baginya.

Setelah kematian Ali bin Abi Thalib, tepatnya setelahnya perang siffin. Banyak bermunculan golongan baru baik yang mendukung dan atau yang oposisi terhadap kebijakan Ali yang diambil pada saat itu. Secara mudahnya Khawarij merupakan golongan yang keluar dari Ali atau bisa dibilang yang tidak mendukung Ali.

Pada masa Umar mengahadapi kaum Khawarij yang fanatik militan, yang sebelumnya sangat gemar melakukan tantangan dan oposisi terhadap pemerintahan. Dengan pendekatan pribadi khalifah Umar yang bijaksana yaitu dengan cara bedialog dan diskusi secara langsung dan terbuka disertai dengan daya Tarik pribadi yang bergaya hidup sangat sederhana. Yang pada akhirnya dapat meluluhakn hati kaum Khawarij yang percaya bahwa pemimpin umat islam saat itu adalah kepala negara yang benar-benar adil dan bertekad menegakkan hukum Allah di bumi. Selain itu, mereka menganggap bahwa Umar bin Abdul Aziz berkuasa dengan segala keihlasan hati dan sungguh-sunguh berbakti kepada untuk kepentingan masyarakat.

Dengan gaya diplomasi dua jalur yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz sebagai pempin negara islam dapat menundukkan suatu kaum yang ekstrim dan radikal lagi militant yang selama ini tidak menyerah pada tekanan pemerintah manapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun